Melihat Proses Pembuatan Ie Bu Kanji, Makanan yang Diburu Masyarakat Aceh
Jumat, 21 April 2023 | 09:30 WIB
Juru masak sedang membuat ie bu kanji. Dalam proses masaknya makanan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)
Pidie Jaya, NU Online
Salah satu kuliner yang digemari banyak masyarakat Aceh termasuk warga Gampong Blang Dalam, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya saat bulan Ramadhan adalah ie bu kanji (bubur kanji). Kecenderungan terhadap kuliner ini sudah sejak dahulu sampai sekarang.
‘’Alhamdulillah, tradisi pembuatan bubur kanji atau wot ie bu kanji menjadi salah satu kuliner yang diincar banyak orang di bulan Ramadhan. Prosesnya yang disajikan dari campuran dari berbagai macam menu dan rempah-rempah menjadi bagian dari menu berbuka puasa,’’ ungkap Mukhtar M Ali, Keuchik Gampong Blang Dalam kepada NU Online, Kamis (20/4/2023).
Kepala desa atau keuchik itu mengatakan, ie bu kanji yang diburu masyarakat di bulan Ramadhan ini sudah menjadi tradisi yang sudah ada sejak Kesultanan Sultan Iskandar Muda ini hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Aceh, termasuk warga Blang Dalam. Selain enak dimakan, pati ini juga bermanfaat untuk daya tahan tubuh setelah seharian berpuasa karena terdapat rempah-rempah di dalamnya.
‘’Proses pembuatannya tidak dilakukan sendiri, melainkan secara gotong royong dan dibantu sesama anggota masyarakat. Dan waktu yang dibutuhkan untuk proses memasaknya cukup lama yaitu sekitar 3 jam,’’ lanjutnya.
Setiap gampong ada orang yang bertanggung jawab dalam proses pembuatan ie bu kanji. Menurut Mukhtar, orang yang ditunjuk adalah Teungku Peutuwa atau Teungku Sagoe (Imam Kampung). Kalau tidak demikian, bisa jadi orang tertentu yang telah dipercayakan untuk memasaknya.
‘’Keahliannya bagi juru masak bubur diberi ongkos menurut ukuran setempat. Sebagian gampong diberikan upah sang pemilik ie bu kanji. Sebelum Ramadhan biasanya ada rapat atau semacam lis namanya yang akan menyedekahkan ie bu kanji, seluruh biaya ditanggung pemilik. Terkadang satu hari ditanggung satu orang atau dua orang sesuai dengan kesepakatan suatu gampong," ujarnya.
Mukhtar menyebutkan ie bu kanji biasanya dimasak oleh koki yang sudah berpengalaman. Proses memasaknya pun berbeda di setiap daerah.
Masyarakat Blang Dalam menurut Muhammad salah seorang warga setempat mengatakan saban tahun kerinduan masyarakat Balng Dalam terhadap ie bu kanji tak pernah terlupakan. Bahkan warga Blang Dalam di perantauan kala jelang Ramadhan sudah bertanya-tanya terkait proses pembuatan ie bu kanji tersebut untuk disederhanakan.
‘’Terkadang mereka yang terlambat datang, terkadang tidak mendapatkan ie bu kanji tersebut sebagaimana mestinya, karena antusias dan semangatnya untuk mencicipi ie bu kanji. Biasanya jelang shalat Ashar kaum wanita, anak-anak dan warga setempat sudah antre dengan membawa wadah khusus untuk mengambil ie bu kanji tersebut,'' paparnya.
Ia menambahkan, ie bu kanji bukan hanya sekadar lezat untuk dinikmati saat berbuka puasa, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
‘Hal ini karena bumbunya seperti jahe, daun serai, kunyit, dan lainnya merupakan resep obat sejak dulu kala. Jadi ie bu kanji ini menyehatkan,’’ ujarnya.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Syamsul Arifin