Ketua MWCNU Tambora Ustad Mustofa menuturkan, papan nama dipasang di rumah atau tempat yang disepakati bersama menjadi sekretariat pengurus Ranting. Plang diberikan di sela kunjungan MWCNU Tambora ke setiap pengurus ranting di semua kelurahan.
"Setelah kami bantu papan kantor, kami berharap pengurus NU di tataran ranting semakin semangat dan semakin bersuara," katanya disela-sela kegiatan pemberian papan nama Ranting NU di Masjid Jamiatul Mutaqien, Kelurahan Duri Selatan, Sabtu (5/10) malam.
Ia mengatakan, tanpa ranting, NU belum tentu mampu menjadi ormas raksasa di dunia. Di samping itu, ranting pula yang menjadi ujung tombak NU karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga kehadirannya harus benar-benar terorganisasi.
"Sekali lagi dalam ber-NU, kami sama sama berkomitmen agar bisa menjalankan amanah yang disampaikan para kiai," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat H Agus Salim mengapresiasi langkah MWCNU Tambora yang terus merawat jamaah. NU harus diperkuat dengan semangat yang dimiliki jajaran pengurus.
Tanpa modal itu, kata Agus, NU tidak akan berdiri kokoh. Untuk itu, ia mengajak kepada MWC dan pengurus ranting agar dapat menjaga semangat tersebut dengan kekompakan antarpengurus NU di semua level.
"Saya juga menginginkan kegiatan semacam ini diperkuat dengan kegiatan-kegiatan yang mendidik untuk masyarakat," katanya.
Di era digital seperti sekarang ini, sambungnya, kelihaian dalam mengurus organisasi harus muncul di tataran bawah. Dengan begitu, organisasi akan semakin kuat dan mengikat.
"NU itu ada jamaah ada jamiyah. Jamiyah sebagai pengikat harus punya kelihaian agar jamaahnya tidak pecah," katanya.
Agus juga menduga ada beberapa kelompok yang tidak senang NU kuat sehingga banyak yang melakukan propaganda mencitrakan NU begini begitu.
"Saya tegaskan bahwa NU itu keputusan strategisnya ada di PBNU, bukan yang lain. Jadi kalau ada di masyarakat mengatasnamakan NU garis apa, garis apa, jangan didengar," katanya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi