Lamongan, NU Online
Manfaat Kotak Infak (Koin NU) yang diinisiasi NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dirasa tepat sasaran sesuai harapan masyarakat. Sebab, penyaluran bantuan dilakukan secara rutin sebulan sekali.

Ketua NU Care-LAZISNU Kedungwangi, Sutarji, mengatakan bantuan yang diberikan kepada warga yang membutuhkan adalah sebagai upaya empati terhadap sesama. Penerima bantuan pada Januari 2022, 85 fakir miskin dan anak yatim berupa beras dengan jumlah 635 Kg dan uang Rp. 4.200.000.

“Musim pasca-tanam seperti ini banyak masyarakat yang membutuhkan bahan makanan pokok terutama beras, ditambah lagi harga kebutuhan pokok juga naik, untuk itu kami (NU-Care Lazisnu) Kedungwangi, Sambeng, Lamongan, berkomitmen untuk selalu berbagi kepada masyarakat,” terangnya kepada NU Online, Sabtu (8/1/2022).

Untuk itu ia terus mensosialisasikan keberadaan LAZISNU selain dapat membantu warga yang berkebutuhan juga dapat mendidik warga untuk gemar berinfak dan bersedekah sebagai wasilah keberkahan dan tolak bala. 

Manfaat lain juga dirasakan oleh perangkat Desa Kedungwangi yang turut bersinergi membantu mewujudkan salah satu program yang ada di pemerintahan desa.

“Keberadaan LAZISNU sangat membantu warga yang membutuhkan semoga Lazisnu Kedungwangi semakin maju dan semakin dipercaya masyarakat,” kata Kepala Dusun Keduk Ainul Mustamsikin.

Sekretaris LAZISNU, Turhan Badry, mengatakan bahwa bantuan LAZISNU ini berasal dari Kotak Koin yang dibagikan kepada warga Kedungwangi setiap bulan dan dari donator tetap.

“Harapan ke depan pemerintah desa dapat bekerjasama dengan LAZISNU untuk mengoptimalkan pendapatan koin dan pendistribusian lebih merata kepada warga yang berkebutuhan secara ekonomi,” ujar Turhan Badry 

Adapun sasaran LAZISNU Kedungwangi yang diberikan kepada warga secara rutin dan berkala sebulan sekali kepada fakir miskin, anak yatim, warga yang sakit apabila opname, bantuan modal bagi pengusaha kecil menengah ke bawah, dan bedah rumah yang tidak layak huni.

Kontributor: Nur Hayati Kartini
Editor: Musthofa Asrori