Pengajian Tastafi Asuhan Mustasyar PBNU Abu Mudi Aktif Kembali Rabu Besok
Selasa, 10 Mei 2022 | 07:00 WIB
Banda Aceh, NU Online
Pengajian Tastafi Pusat asuhan al-Mukarram Al-Mursyid Syekh H Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu Mudi yang juga Mustasyar PBNU yang rutin diadakan setiap hari Rabu kembali diaktifkan mulai Rabu 11 Mei 2022. Keaktifan kembali pengajian ini setelah libur Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Alhamdulillah, Rabu ini 11 Mei 20220 kembali aktif pengajian Rutin Tastafi yang diasuh. Keputusan ini setelah bermusyawarah dengan Al-Mukarram Abu Mudi," kata Abi Ismail Mideun Geudong kepada NU Online, Senin (9/5/2022).
Abi Mideun juga mengharapkan agar jamaah dapat memberitahukan kepada masyarakat dan jamaah yang lainnya tentang kembali diaktifkannya pengajian rutin Tastafi Pusat di Balee Al-Bakri Samalanga.."Mohon disampaikan kepada jamaah atau masyarakat lainnya bahwa pengajian Tastafi telah kembali aktif yang diasuh Abu Mudi yang digelar di tempat biasanya di Balee Al-Bakri Samalanga AlBakri," pintanya.
Pimpinan Dayah Mathlabul Ilmi Al-Aziziyah Samalanga menjelaskan Majelis Pengajian dan Zikir Pimpinan Tastafi yang didirikan Abu Mudi ini merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam mengkaji, mengembangankan, dan menyiarkan syariat Islam yang berpaham Ahlusunnah wal jama'ah dalam bidang tauhid, fiqih, dan tasawuf.
"Kata Tastafi sebagai singkatan dari Tasawuf, Tauhid dan Fiqih tidak menunjukkan urutan posisi bidang-bidang keilmuan tersebut melainkan sebuah singkatan supaya memudahkan penyebutan. Sementara urutan posisi keilmuan tetap merujuk sebagaimana telah diatur oleh para ulama dalam kitab-kitab muktabarah," sambungnya.
Abi menguraikan bahwa Pengajian Tastafi dalam kehidupan sehari-hari pemahamannya sebagaimana yang telah dipraktikkan ulama terdahulu dan dipelajari di dayah pada umumnya.
"Implementasi Tastafi Ini diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan penghidupan serta menjalin ukhuwah dan silaturahmi dalam membina dan mengembangkan budaya islami, saling mengenal, tolong menolong, serta bertausiyah di jalan yang benar, guna memperkuat dan mewujudkan pola kehidupan bermasyarakat yang islami," paparnya.
Tastafi juga menurut Abi Ismail merupakan cerminan keindonesiaan dengan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam berbagai kegiatan dengan tetap memperhatikan kebhinekaan.
"Tastafi saat ini bukan hanya berkembang dan menjadi oase dan santapan rohani masyarakat Aceh juga luar Aceh, baik Sumatera maupun daerah lainnya di Nusantara bahkan Tastafi juga telah go international, merambah Eropa dan benua lainnya. Ini dibuktikan dengan diadakannya pengajian Tastafi di belahan negara tersebut baik Denmark, Swedia, Norwegia, dan sejumlah negara lainnya," paparnya.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan