Pentingnya Menjaga Perilaku Hidup Sehat di Masa Pandemi Covid-19
Ahad, 25 Oktober 2020 | 10:30 WIB
Jakarta, NU Online
Peringatan Hari Santri 2020, tahun ini mengusung tema Santri Sehat Indonesia Kuat. Isu kesehatan memag diangkat berdasarkan fakta, karena pandemi virus Covid-19 tesebut melanda dunia termasuk Indonesia.
Dewan Pembina GP Ansor Ranting Penjaringan, Jakarta Utara, Abdur Rohim, mengungkapkan Covid-19 ini merupakan hal yang nyata adanya. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan pandemi ini sebagai bencana dunia, bukan hanya bencana negara. Sehingga, negara-negara diminta saling membantu dalam menanggulangi pandemi tersebut.
"Pandemi itu ada, kalau ada yang bilang bahwa virus itu tidak ada maka dia telah melakukan pembodohan terhadap masyarakat," kata Abdur Rohim saat menghadiri Peringatan Hari Santri 2020 GP Ansor Ranting Penjaringan, di Masjid Raya Almuhlisin Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (24/10).
Lebih jauh ia menjelaskan ada beberapa hal yang sudah dilakukan Pimpinan Ansor Banser Penjaringan dalam menanggulangi pandemi Covid-19, di antaranya melakukan sosialisasi kepada anggota Ansor-Banser tentang pentingnya menjaga perilaku hidup sehat.
Selain itu lanjut Abdur Rohim, anggota Banser Penjaringan juga menjadi agen sosialisasi kepada keluarga dan masyarakat. "Ansor-Banser juga melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat ibadah serta permukiman warga, membagikan vitamin dan hand sanitizer serta masker," ujarnya.
Abdur Rohim menyebutkan, Ansor-Banser juga bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam hal pembagian paket sembako dikelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara. Kemudian, melakukan audiensi dan meminta kepada pengurus masjid dan mushala serta organisasi kemasyarakatan. "Terutama para pendakwah untuk menjadi agen sosialisasi akan pentingnya pola hidup sehat dalam menanggulangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19," paparnya.
Klaster baru
Adanya klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren meskipun hanya beberapa persen dibandingkan jumlah pesantren yang ada, menurut Abdur Rohim komunitas santri dan pengelola pesantren tidak boleh berdiam diri.
Untuk itu ia mengimbau agar komunitas santri proaktif dalam mensosialisasikan protokol kesehatan di kalangan internal dan juga masyarakat sekitar.
"Kalau dulu ulama dan santri pernah melakukan komando jihad mengusir penjajah maka komunitas santri harus tampil sebagai komando jihad dalam mengusir virus corona sesuai dengan himbauan pemerintah," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan Kementerian Agama, kata dia, banyak pesantren berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi ini. Hal itu dilakukan dengan modal utama kedisiplinan dan kepatuhan yang diajarkan kepada para santri, serta keteladanan dan sikap kehati-hatian kiai dan pimpinan pesantren.
Ia meminta agar pesantren selalu waspada terhadap timbulnya klaster baru di lingkungan pesantren. Santri yang tinggal dalam satu populasi tetapi tidak berhubungan dengan dunia luar, maka pesantren tersebut relatif lebih aman.
Editor: Kendi Setiawan