Menyambut tahun akademik baru 2019/2020, Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung menggelar tes seleksi masuk bagi calon mahasantri baru. Tes tersebut diikuti oleh mereka yang baru saja diterima sebagai mahasiswa baru kampus setempat.
Acara yang dihelat pada selasa (9/7) ini dibuka langsung oleh mudir Ma’had Kamran As’at Irsyadi. “Saya ingin menghadirkan nuansa pesantren di kehidupan perkuliahan dan terus menjaga kearifan lokal yang pernah kiai-kiai pesantren dulu ajarkan dan contohkan,” katanya saat memberikan sambutan sebelum tes digelar.
Dalam pandangannya, tradisi pesantren sebenarnya bukan barang baru bagi Indonesia, sebab sejarah berdirinya bangsa ini tidak terlepas dari kultur pesantren yang arif. “Sudah sejak sebelum merdeka, pesantren lahir dan terus hidup di tengah arus sejarah yang berkelok sampai saat ini bangsa Indonesia menemui sejarah baru yakni era milenial atau revolusi indutri 4.0,” ungkapnya.
Melihat fakta sosial bahwa memang amat miris bilamana melihat perkembangan pemuda masa kini yang semakin jauh dari ajaran agama. “Juga nilai-nilai agama pun sudah mulau luntur dan terus memudar digerus arus zaman,” jelasnya.
“Sebagai salah satu produk pesantren, saya merasa sangat beruntung masih dapat menemui tradisi pesantren di perkuliahan ini. Maka dengan ini saya harap rekan-rekan semua dapat menjadi bagian dari keluarga kami nantinya,” kata Ariska.
Ketua pelaksana seleksi tersebut juga mengemukakan bahwa tentu bukan isapan jempol apabila mereka yang mampu menempuh dua jalur pendidikan yakni berbasis akademis dan juga agamis menjadi lebih bermutu dan berkualitas.
Pada tes gelombang pertama ini diikuti 235 peserta yang terdiri dari 180 putri dan 50 putra. “Tes kali ini mengacu pada pengetahuan tentang akidah, fiqh, tarikh, tahsin, dan juga kemampuan dalam skil bahasa yakni bahasa Inggris dan juga Arab,” jelas Ariska.
Menurutnya, keberadaan tes potensi akademik sebagai implementasi motto UIN Raden Intan Lampung yang berkomitmen dengan tiga asas yakni intellectuallity, spirituality, intergrity sebagai visi guna mengatur tata kelola aktivitias dalam ruang lingkup kampus setempat.
“Maka penting untuk generasi muda khususnya dan seluru masyarakat tentunya mengimbangi pengetahuan intelektual mahasiswa atau pelajar denga bimbingan nilai-nilai spiritualitas,” pungkasnya. (Teni Maarif/Ibnu Nawawi)