Unusa membekali kader kesehatan di Wonokromo Surabaya keterampilan memijat bayi. (Foto: NU Online/Humas Unusa)
Surabaya, NU Online
Dosen dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa memberikan pelatihan kepada kader kesehatan di Kelurahan Wonokromo, Surabaya. Karena bila memahami dengan baik, pijat kepada bayi dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
“Kami memberikan pelatihan ini agar kader bisa melakukan pemijatan bayi. Tujuannya agar kesehatan bayi dan tumbuh kembangnya lebih baik melalui cara pemijatan yang benar," kata Fauziyatun Nisa', Senin (19/12/2022).
Kegiatan ini merupakan aksi Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa yang melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) dalam upaya peningkatan kesehatan anak dan palliative care kepada kader kesehatan Kelurahan Wonokromo.
Baca Juga
Unusa Miliki 15 Program Studi
“Salah satunya dengan melatih kader untuk mampu melakukan pijat pada bayi dan anak serta membantu para orang tua, sehingga selanjutnya mereka dapat melakukannya sendiri kepada anak-anaknya secara rutin,” jelas dia.
Pengmas dibiayai oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi melalui Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU).
Para peserta mengikuti dengan serius sekaligus mempraktikkan peragaan yang menggunakan boneka phantom bayi. Peran kader kesehatan sangat dibutuhkan, karena merupakan kepanjangan tangan dari petugas medis yang ada di wilayah tersebut.
"Harapannya melalui program pelatihan ini tingkat kesehatan masyarakat di lingkungan Wonokromo lebih sehat," terangnya.
Dalam pengmas ini peserta yang merupakan kader kesehatan juga dilatih pengetahuan palliative care tentang penyakit kanker dan diabetes militus. Tujuannya agar kader kesehatan dapat menangani pasien yang mengalami sakit tersebut.
"Bisa memberikan support kepada masyarakat yang sakit tersebut agar lebih semangat untuk meningkatkan kualitas hidup sehat dalam menjalani sakitnya," ungkap Nisa' yang juga Ketua Tim Pengmas FKK Unusa.
Dirinya menjelaskan, banyak anggota masyarakat yang mengalami sakit terminal ini sering putus asa dan pasrah dengan penyakitnya.
"Dari sini, peran kader kesehatan bisa menyemangati para penderita sakit tersebut," tuturnya.
Dijelaskan bahwa Wonokromo merupakan wilayah padat penduduk di mana terdapat 42.620 penduduk di kelurahan tersebut dan ada sekitar 1.005 bayi berusia 0-5 tahun tinggal di kawasan ini. Jumlah balita yang cukup banyak itu perlu mendapatkan perhatian khusus demi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, salah satunya dengan memaksimalkan peran masyarakat khususnya kader bayi dan balita sebagai perpanjangan tangan tenaga kesehatan.
Upaya yang telah dilakukan Unusa sejak tahun 2015 di Kelurahan Wonokromo antara lain membentuk kelompok pendukung Air Susu Ibu eksklusif. Hal itu dikembangkan melalui wadah Kampung ASI Harapan Bangsa yang dijalankan oleh kader ASI, kemudian dikembangkan lagi dengan Rumah ASI dan Garasi atau Gerai MP ASI.
Program ini sukses menjadikan Kelurahan Wonokromo sebagai percontohan bagi kader-kader kelurahan lain di Surabaya. Untuk terus meningkatkan kemampuan kader dalam menggerakkan masyarakat, maka kompetensi kader harus terus ditingkatkan khususnya dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi