Suatu kesempatan pada tahun 2008, Gus Dur kedatangan tamu KH Manarul Hidayat, Akbar Tanjung, Purnomo Yusgiantoro, dan Muhammad AS Hikam. Mereka menyinggung soal metode hisab dan rukyat yang seringkali memunculkan perbedaan awal bulan hijriah.
Sambil cekikikan membicarakan hisab dan rukyat, sampai juga obrolan mengenai perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih.
“Belum lagi soal shalat tarawih, Gus. Itu yang benar yang mana, Gus?” tanya Akbar Tanjung kepada Gus Dur dengan suasana hangat. “Gimana itu Pak Hikam?” Akbar Tanjung juga mengarahkan pertanyaan tersebut kepada AS Hikam.
“Kalau sih nggak repot-repot kalau soal beda rakaat tarawih,” ujar AS Hikam.
“Kenapa Pak Hikam?” Purnomo Yusgiantoro bertanya.
Baca Juga
Humor: Beda Ayam Indonesia dan Jepang
“Lah, nggak sholat tarawih juga nggak dosa,” jawan AS Hikam sambil terbahak. Gus Dur dan Kiai Manarul Hidayat juga ikut terbahak-bahak.
Giliran Gus Dur merespons, “Kalau menurut saya, Pak Akbar, yang sebelas rakaat itu dapat diskon 60 persen,” ucap Gus Dur.
“Loh, kok…?” Purnomo Yusgiantoro dan Akbar Tanjung sudah mulai senyum-senyum.
“Lah iya kan, kalau yang tarawih 23 rakaat itu dipotong 60 persen, kan tingga 11 rakaat, heheh…,” Gus Dur ngakak dibarengi yang lain. (Fathoni)
Sumber: Muhammad AS Hikam, “Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” (2013)