London, NU Online
Sebanyak 40 anak dan remaja mengikuti kegiatan pesantren kilat Ramadhan mengangkat tema "Proud To Be A Moslem" yang dikemas dalam bentuk interaktif diadakan Pengajian Masyarakat Indonesia di London bekerjasama dengan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang dikelola Indonesian Islamic Centre (IIC) di KBRI London, akhir pekan.<>
Koordinator pelaksana kegiatan Pesantren Ramadhan Anak dan Remaja, Fitri Yantin kepada Antara News London, Ahad, mengatakan pesantren kilat remaja dan anak anak mendapat dukungan dari KBRI London dan Atase Pendidikan T. A. Fauzi Soelaiman yang juga Ketua Pengajian Masyarakat Indonesia di London.
Menurut Fitri Yantin, yang mengajar anak-anak serta remaja di TPA yang dikelola IIC London, ide pesantren kilat Ramadhan ini justru berasal dari orang tua santri TPA. "Mereka menginginkan anak-anak mendapatkan tambahan kegiatan selama bulan puasa," ujar Fitri Yantin yang dipercaya sebagai Wakil Ketua Muslimat NU UK.
Dikatakannya animo masyarakat Islam Indonesia di London dan sekitarnya cukup tinggi agar putera-puteri mereka mendapatkan pendidikan agama Islam dengan pendekatan ala Indonesia.
Fitri Yantin mengharapkan dengan begitu peserta tidak merasa bosan begitupun materi disajikan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab, quiz, tayangan film/video, serta diskusi kelompok dan permainan.
"I want my Mom to draw how to do proper wudhu," demikian celoteh Safa (7) setelah mengikuti Pesantren Ramadhan untuk Anak dan Remaja di KBRI London.
Safa merupakan salah satu peserta Pesantren Ramadhan untuk Anak dan Remaja yang diselenggarakan oleh Pengajian Masyarakat Indonesia di London bekerjasama dengan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang dikelola oleh Indonesian Islamic Centre (IIC) London
Remaja dan anak anak dengan semangat mengikuti kegiatan pesantren kilat dan mengatakan sangat terkesan dengan materi I Love Allah, terutama pada bagian penjelasan bagaimana Allah menciptakan tubuh manusia. Putera dari Andi M. Sadat yang sedang menyelesaikan program doktor di Norwich ini sangat terkesan dengan penjelasan dari mentor mengenai How to make wudhu dan ingin ibunya menempelkan gambar di dinding kamar mandi di rumahnya.
Fitri Yantin yang saat ini tengah menempuh studi MA Education di London Metropolitan University mengatakan untuk mendampingi peserta panitia menyiapkan enam mentor yang berasal dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa dan karyawan kantor yang mempunyai pengalaman, wawasan dan kapasitas ilmu agama yang tepat untuk membimbing peserta.
Sementara pasangan suami isteri Dicky Ibrahim dan Teti Ibrahim mengisi acara anak mengatakan anak-anak Indonesia yang bersekolah di Inggris mempunyai pola pikir yang kritis dan logis. Diperlukan persiapan yang matang untuk menyampaikan nilai-nilai Islam karena anak-anak itu tidak segan untuk langsung mengajukan pertanyaan yang di luar dugaan, ujar Teti Ibrahim yang bersama suami menjadi permanen resident di Inggris.
Salah seorang mentor pesantren kilat remaja, Dewi Nur Aisyah, yang sedang menyelesaikan disertasi Masternya di Imperial College London, menyampaikan remaja Indonesia di Inggris sangat membutuhkan bimbingan keIslaman untuk membentengi kepribadian mereka dari pengaruh negatif lingkungan sosial dan pergaulan. Dewi, yang pernah menjadi mahasiswi berprestasi di UI ini menyiapkan dengan serius materi pesantren Ramadhan, tidak heran jika para santri remaja puteri sangat senang mendengarkan penjelasannya.
Kegiatan ini berlangsung setiap Sabtu selama Ramadhan diadakan bersamaan dengan pengajian masyarakat Indonesia yang bertempat di KBRI London. Bagi para orang tua juga memudahkan mereka untuk mengajak putera-puteri mereka sekaligus menghadiri pengajian. Fadjar R.T yang baru menetap di London selamat empat bulan, mendukung pengaturan itu karena anak-anak mendapatkan pengajaran nilai-nilai islam yang sesuai dengan karakter mereka.
Pak Fauzi, begitu sapaan akrab Atase Pendidikan Fauzi Soelaiman sejak jauh-jauh hari mendiskusi dengan panitia mengenai rangkaian kegiatan pesantren kilat dan menaruh perhatian mulai dari kebutuhan logistic, peralatan audio visual, publikasi, hingga materi sampai pada ketersediaan ruangan.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber : Antara