Internasional

Aslamiyah Foundation Inggris Mendalami Islam Ramah ke Tebuireng

Kamis, 2 Januari 2020 | 03:00 WIB

Aslamiyah Foundation Inggris Mendalami Islam Ramah ke Tebuireng

Aslamiyah Foundation kerja sama dengan Unhasy Tebuireng Jombang membangunkan citra Islam yang ramah. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Beberapa perwakilan organisasi masyarakat (Ormas) Islam Aslamiyah asal Inggris berkunjung ke Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk belajar Islam yang tasamuh, Islam dalam berbangsa, dan bernegara.
 
Kedatangan mereka adalah buah kerja sama yang dibangun sebelumnya. Kedua belah pihak memperkuat kemitraannya dengan acara "Academic Forum Between Unhasy and Aslamiyah Foundation The Growth Of Islam in Europe and Asia" di gedung rektorat Unhasy Tebuireng, Rabu (1/1).
 
Salah satu dosen Unhasy yang mendampingi para tamu dari negri Ratu Elizabeth bernama Fathurrahman menjelaskan bahwa tujuan kedatang Aslamiyah karena di Indonesia umat Islam adalah terbesar di dunia, orangnya ramah dan banyak peninggalan makam para wali yang terjaga rapi.
 
"Ini bagian usaha mereka membuat citra Islam adalah agama yang damai di Inggris, Muslim bukan radikal," ujar dosen yang ahli bahasa Arab ini.
 
Sementara itu menurut Wakil Rektor III Unhasy Mif Rohim, Aslamiyah Foundation merupakan sebuah wadah bagi jamaah Thariqah Naqsabandyah termasuk thariqah mu'tabar yang banyak dilakukan para kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga dalam dakwah Islam ada banyak kesamaan dengan Unhasy dan Tebuireng.
 
Kerja sama antara Unhasy dengan Aslamiyah Foundation dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kerja sama selanjutnya bisa dilakukan dengan pertukaran informasi, pertukaran pelajar dan kerja sama dalam syiar agama Islam yang ramah. 
 
"Tujuan Aslamiyah datang ke Indonesia, khususnya ke Unhasy sesuai mottonya yaitu love, care, dan harmony," katanya.
 
Lanjutnya, kedua institusi sepakat dakwah dengan gaya tasamuh, ishlahiyah dalam beragama dan berbangsa akan dapat meningkatkan populasi umat Islam sekaligus bisa menurunkan gerakan ekstrem serta bisa menyadarkan para pelaku ekstrem baik kanan maupun kiri.
 
Hal ini sejalan dengan ideologi Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari yang menggunkan manhaj at-tawasuthiyah (moderasi), islahiyah (akomodatif), dan manhajiyah (metodologis) sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
"Masuknya Islam di Asia khususnya di Indonesia, dengan berkembangnya Islam di Eropa khususnya di Inggris tempat Aslamiyah ternyata esensinya sama yaitu tidak melalui kekerasan," tambahnya.
 
Dalam pertemuan ini dipaparkan bagaimana Islam di Indonesia berkembang melalui akulturasi budaya dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan di Inggris dengan merangkul seperti kegiatan charity yang ditujukan untuk semua masyarakat tidak terkecuali non-Muslim. Sehingga dengan cara seperti itu Islam berkembang. Efeknya, masyarakat Muslim Inggris saat kurang lebih dua juta, masjid juga sudah bertebaran di mana-mana.
 
"Unhasy merupakan universitas yang menjadikan pemikiran Hadratussyekh Hasyim Asy'ari sebagai inspirasi dan dasar dalam idiologi beragama dan bernegara. Sedangkan mereka (Aslamiyah) dengan pendekatan doktrin Thariqat Naqsabandiyah, ini tak jauh berbeda," tandas Rohim.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin