Israel Terus Targetkan Warga Sipil, Perayaan Natal Sederhana di Tepi Barat Palestina Dipenuhi Rasa Cemas
Rabu, 25 Desember 2024 | 21:45 WIB
Dalam perayaan Natal, warga Palestina di Betlehem membentangkan spanduk yang berisi tulisan bahwa mereka ingin hidup, bukan mati. (Foto: WAFA)
Jakarta, NU Online
Perayaan Natal di Betlehem, Tepi Barat, Palestina yang kini dalam wilayah pendudukan Israel dipenuhi rasa duka, cemas, dan solidaritas terhadap penderitaan masyarakat Palestina di Gaza.
Menurut Pendeta Gereja Lutheran Injili, Betlehem Munther Isaac serangan Israel juga menargetkan umat Kristen.
"Situasi orang-orang Kristen tidak berbeda dengan orang-orang Palestina lainnya," ujarnya kepada Anadolu Agency pada (24/12/2024) dikutip Aljazeera.
"Mereka semua menghadapi ancaman perpindahan di bawah genosida," imbuhnya.
Perayaan Natal di Betlehem sejak dua tahun berturut-turut pasca serangan pada 7 Oktober 2023 jauh dari kemeriahan. Perayaan Natal dilakukan dengan sangat terbatas di kota yang diyakini sebagai tempat kelahiran Kristus tersebut.
Sebaliknya, doa dan seruan agar perang Israel di Gaza diakhiri telah menggantikan perayaan yang biasa penuh dengan kemeriahan.
Pendeta Komunitas Ortodoks Yunani di Betlehem Issa Talijeh menyebut perang Israel yang sedang berlangsung menyebabkan suasana kota suci di tengah Natal menjadi sepi dan suram.
"Pesan kami kepada dunia, terlepas dari penderitaan, kesulitan, dan perang, adalah bahwa Kristus Palestina memanjatkan doa selama Natal agar perdamaian, cinta, dan belas kasihan menang. Dari Betlehem, pesan cinta dan perdamaian menyebar ke seluruh dunia," kata Thaljieh kepada Anadolu.
Senada, Walikota Betlehem Anton Salman mengatakan bahwa perayaaan Natal dilakukan tanpa pertunjukan meriah dan membatasi perayaan pada doa, ritual keagamaan, serta permohonan untuk mengakhiri penderitaan dan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina.
"Sulit bagi kami untuk merayakan di tengah tragedi ini. Betlehem tidak terpisah dari Gaza, dan kami ingin mengekspresikan persatuan semua warga Palestina. Natal ini, bagi kami, adalah doa bagi jiwa para martir dan harapan agar ketidakadilan ini berakhir," ujarnya sebagaimana ditulis WAFA.
Dengan sederhananya perayaan Natal, ia berharap dunia akan lebih keras menyuarakan dukungan untuk perdamaian Palestina.
"Kami berharap dapat membangkitkan hati nurani dunia untuk bekerja demi mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mengakhiri pendudukan, dan mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh,” imbuh Salman.
Hingga hari ini, serangan Israel terhadap Palestina terus berlangsung di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem. Israel terus melanggar aturan perang seperti menyerang rumah sakit, kamp pengungsian, dan masyarakat sipil.
Hari ini, Tentara Israel juga melakukan perusakan taman di Kota Nahalin, sebelah barat Betlehem dengan dalih fasilitas tersebut dibangun tanpa izin. Pemilik taman tidak diberi kesempatan untuk memindahkannya. Tentara Israel juga menggunakan gas air mata dan bom untuk warga yang mencoba mendekat ke lokasi pembongkaran.
Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) mencatat, hingga hari ini jumlah korban meninggal dunia di Gaza dan Tepi Barat mencapai 46.441 orang serta terus bertambah. Sementara sekira 11.000 orang dikabarkan hilang dan 60.386 bangunan hancur total.