Internasional

Kecenderungan Pilihan Politik Sebagian Muslim Amerika pada Pemilu AS 2024

Jumat, 1 November 2024 | 07:00 WIB

Kecenderungan Pilihan Politik Sebagian Muslim Amerika pada Pemilu AS 2024

Capres Pilpres Amerika Serikat 2024. (Foto: NU Online)

Chicago, NU Online

 

Pada pemilu presiden Amerika Serikat 2024, sejumlah umat Muslim di Amerika Serikat menunjukkan kecenderungan untuk tidak mendukung baik kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, maupun kandidat Partai Republik, Donald Trump. Kecenderungan ini didasarkan pada berbagai alasan.

 

Tauseef Akbar, Associate Director for Spiritual Life dan Koordinator Muslim Life, mengungkapkan bahwa banyak Muslim di Amerika cenderung tidak mendukung Kamala Harris maupun Donald Trump. 

 

“Apakah Kamala atau Trump? Menurut saya, banyak Muslim di Amerika tidak mendukung salah satu dari mereka. Meskipun sebagian menganggap Trump lebih baik karena dia tidak memulai perang, kenyataannya dia tetap melakukan banyak serangan bom yang sering dilupakan orang,” ungkapnya pada Rabu (30/10/2024).

 

Akbar juga menekankan peran penting swing states seperti Pennsylvania, Ohio, dan Florida. “Negara bagian ini memiliki peran krusial dalam menentukan hasil pemilu, dan banyak pemilih Muslim di sana harus membuat keputusan sulit,” tambahnya. 

 

Menurutnya, meskipun Illinois, wilayah ia tinggal, bukanlah swing state, pemilih di negara bagian kunci tersebut harus memilih antara Trump dan Kamala dengan pertimbangan khusus. Walaupun demikian, tidak ada kandidat yang benar-benar berpihak pada aspirasi mereka.

 

Pandangan serupa juga diutarakan oleh Timothy J. Gianotti, seorang ahli teologi dan pemimpin interfaith, yang saat ini menjabat sebagai Rektor American Islamic College.

 

Gianotti, yang memiliki pengalaman panjang dalam mempromosikan dialog lintas agama, menyatakan keprihatinannya terhadap kedua kandidat tersebut, terutama terkait kurangnya perhatian terhadap isu genosida di Palestina.

 

“Karena keduanya tidak peduli tentang Palestina dan tidak akan memasukkan agenda Muslim [dalam visi misi mereka],” tegasnya. 

 

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya akan ketidakstabilan yang mungkin terjadi setelah pemilu. “Bahkan jika Kamala Harris menang, Trump akan menolak hasilnya, dan para pendukungnya kemungkinan besar tidak akan menerima hal itu, dan tentu saja dapat memicu bentrokan.”

 

Menurutnya, hasil pemilu ini tidak akan membawa kebahagiaan, terutama bagi komunitas Muslim, yang merasa kedua kandidat tidak menawarkan harapan bagi mereka.

 

Senada, Nazhah Khawaja, seorang penulis dan aktivis Muslim Pakistan-Amerika menyampaikan, bahwa tidak ada pilihan yang baik dan dominan antara Trump dan Harris. "Karena keduanya terlibat dalam penjajahan Palestina.” 

 

Namun, Nazhah juga menyebutkan pilihan alternatif, yaitu Green Party, yang dianggap memiliki perhatian terhadap isu-isu lingkungan. “Suara komunitas Muslim untuk pilihan alternatif ini seolah ingin mewakili suara bahwa kami menolak keduanya dan mendukung calon yang tidak pro-genosida terhadap Palestina,” katanya.