Internasional PILPRES AS 2024

Aktivis Muslim Serukan Independensi Umat Islam Amerika dalam Pilpres

Rabu, 30 Oktober 2024 | 22:30 WIB

Aktivis Muslim Serukan Independensi Umat Islam Amerika dalam Pilpres

Aktivis Muslim Amerika Serikat Linda Sarsour saat menjadi pembicara kunci pada gala dinner CAIR Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Ahad (27/10/2024). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube CAIR)

Chicago, NU Online

 

Aktivis Muslim Amerika Serikat Linda Sarsour menyerukan agar umat Islam agar menjaga independensi umat Islam dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Hal itu ia sampaikan saat Gala Tahunan CAIR-Chicago yang berlangsung di Drury Lane, Oak Brook Terrace, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, pada Ahad (27/10/2024).

 

Acara ini diadakan untuk memperingati 20 tahun kontribusi Council on American-Islamic Relations (CAIR) Chicago dalam memperjuangkan hak-hak sipil dan melawan diskriminasi terhadap Muslim di Amerika Serikat. 

 

Dalam pidatonya, Sarsour menekankan pentingnya menjaga integritas dan martabat rakyat Palestina serta independensi umat Muslim Amerika dalam memilih pada pemilu mendatang. Aktivis berdarah Palestina tersebut mengingatkan hadirin akan pentingnya menjaga kerahasiaan pilihan mereka di bilik suara dan menghindari pengaruh dari pihak-pihak yang mengklaim mewakili kepentingan seluruh komunitas Muslim. 

 

“Ketika Anda pergi ke tempat pemungutan suara dan masuk ke bilik suara, ingat bahwa ini bersifat rahasia. Anda dapat memilih siapa pun yang Anda inginkan, saudara-saudara! Tidak ada yang berhak memberi tahu Anda siapa yang harus dipilih," katanya.

 

"nilah keindahan demokrasi," imbuh perempuan berdarah Palestina itu.

 

Namun, ia mengkritik keras pihak-pihak yang mengatasnamakan komunitas Muslim untuk mendukung kandidat tertentu. 

 

“Ketika Anda berdiri di panggung dan berkata’'Kami, Muslim, mendukung kandidat ini,’ saya ingin menegaskan bahwa Anda tidak mewakili saya, dan saya bukan tipe Muslim seperti Anda,” tegasnya. 

 

Menurut Sarsour, Muslim Amerika harus berhati-hati dalam memilih kandidat yang benar-benar mewakili nilai-nilai mereka, tanpa mengklaim mewakili seluruh umat.

 

Dalam pidatonya, Sarsour juga menyoroti masalah Palestina dan mengingatkan hadirin bahwa perjuangan komunitas yang mendukung Palestina di AS tidak harus bergantung pada platform politik. 

 

Ia menceritakan pengalamannya pada Konvensi Nasional Demokrat (DNC), di mana pembicara Palestina ditolak untuk tampil di panggung. “Kita sudah membuat permintaan yang wajar, tetapi ditolak,” ungkapnya. 

 

Sarsour juga mengkritik kebijakan pemerintahan Donald Trump yang dinilainya merugikan Palestina. “Donald Trump memberikan kedaulatan atas Dataran Tinggi Golan kepada Israel. Ingatkah Anda itu, atau apakah kita mengalami amnesia di komunitas kita?” katanya. 

 

Ia juga menyinggung pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

 

“Apakah Anda lupa saat mereka merayakan pemindahan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem? Pada saat yang sama, berlangsung Pawai Kepulangan Akbar, di mana jurnalis dan perawat ditembak di televisi nasional. Apa Anda melupakan semua itu?” Ujar Sarsour.

 

Menurut Sarsour, baik Partai Republik maupun Demokrat tidak memberikan harapan yang signifikan bagi komunitas Muslim di Amerika dan juga masyarakat Palestina.

 

“Kita tahu ada genosida. Kita tahu bahwa Demokrat dan Republik sama-sama mengabaikan Palestina. Apakah ini berita baru bagi semua orang?” tanyanya sambil menggugah para hadirin agar mereka tidak terjebak dalam polarisasi dan pandangan sempit yang memecah belah persatuan umat.

 

Sarsour menutup pidatonya dengan pesan agar umat Muslim Amerika menjaga martabat dan independensi mereka dalam memilih tanpa mengklaim sebagai representasi penuh dari komunitas. 

 

“Terserah Anda, bagaimana memilih dalam pemilu ini, tetapi tolong jangan mengklaim bahwa pilihan Anda [adalah] untuk kebaikan rakyat Palestina. Jangan berbicara atas nama mereka,” tutup Sarsour dengan tegas.

 

Gala Tahunan CAIR-Chicago ini menjadi ajang refleksi bagi komunitas Muslim Amerika untuk merenungkan pentingnya menjaga nilai-nilai dan independensi dalam menghadapi berbagai tantangan politik, sekaligus memperkuat solidaritas terhadap Palestina di tengah kancah politik yang terus berubah di AS.