Internasional

Mari Hujani Medsos dengan Kejernihan Cinta

Ahad, 11 Maret 2018 | 09:30 WIB

Hadhramaut, NU Online
Lembaga Media Informasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yaman mengadakan diskusi yang bertajuk Tadarus Cinta pada Jumat (9/3) sore di halaman asrama mahasiswa Universitas Al Ahgaff, Hadhramaut, Yaman. 

Ketua PCINU Yaman Ahmad Subhan menceritakan singkat kisah Fudhail bin Iyadh. Sufi masyhur itu mulanya merupakan seorang begal. Lalu, ia bertobat hingga menjadi sufi karena pengaruh cinta. 

"Ini membuktikan bagaimana cinta bisa mengubah seseorang dengan sangat luar biasa," ucapnya meyakinkan. 

Dalam pengantarnya sebagai moderator, Azhari Mujahid mengutip definisi cinta dari Rumi. “Cinta bagaikan api yang melalap segala sesuatu selain sang kekasih,” katanya.

Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut Munandar Harits mengatakan cinta merupakan emosi yang menuntun pada suatu tindakan. 

“Karya adalah hasilnya,” ujarnya.

Karya cinta bisa berupa apa pun. Ia mencontohkan kecintaan Habibi pada dunia teknologi penerbangan. Presiden ketiga Indonesia itu diakui kehebatannya oleh dunia pada bidang tersebut. 

“Kita sendiri pun juga merupakan hasil dari pada cinta," katanya yang langsung disambut gelak tawa peserta diskusi. 

Jika Haris mengurai hubungan cinta dan tindakan seseorang, lain halnya dengan Syauqi Al Muhdlor. Pengurus departemen pendidikan PPI Yaman itu mengutip kalimat Qais tentang cintanya pada Laila dalam kisah cinta fenomenal berjudul Laila Majnun.

"Orang yang mencintai Laila pecintaku, orang yang menghormati Laila juga pecintaku. Kalimat itu begitu pas jika dikaitkan dengan cinta seorang muslim terhadap muslim lainnya yang seperti sebuah tubuh, di mana satu merasa bahagia seluruhnya merasa bahagia, satu tersakiti selainya pun merasa sakit juga," terangnya. 

Sementara itu, Kordinator Lembaga Media Informasi PCINU Yaman Rofat Hamzie mengatakan bahwa Islam adalah agama cinta, rahmat bagi seluruh alam. Maka tugas muslim untuk menebarkan cinta di mana pun, termasuk di media sosial yang saat ini berdampak besar dalam kehidupan. Terlebih ujaran kebencian dan kabar palsu begitu ramai.

Mantan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Melawi itu menyatakan perlu gerakan bersama menebar kedamaian cinta di medsos. Ia mengibaratkan media sosial itu seperti aliran air keruh. 

“Ia tak akan bisa menjadi jernih hanya dengan menambahkan beberapa tetesan air bersih,” katanya. “Jadi mari sama-sama menghujani media sosial dengan kejernihan cinta." lanjut Hamzie.  (Fahmi Mahda/Syakirnf/Abdullah Alawi)


Terkait