Jakarta, NU Online
Peringatan Maulid Nabi atau perayaan kelahiran Nabi Muhammad saw adalah momen penting bagi umat Islam. Muslim di seluruh dunia merayakannyanya dengan semangat dan makna mendalam. Maulid Nabi biasanya digelar pada 12 Rabiul Awal dan pada tahun 2023 ini, 12 Rabiul Awal jatuh pada 28 September.
Perayaan ini diwarnai dengan tradisi dan budaya di berbagai negara. Meskipun tradisi mungkin berbeda, tujuan utamanya adalah untuk merayakan kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad saw, serta mempromosikan nilai-nilai kasih sayang, solidaritas, dan kedermawanan di antara umat Islam di seluruh dunia. Berikut NU Online merangkum tradisi peringatan Maulid Nabi di berbagai negara.
Turki
Masyarakat Turki memperingati Maulid Nabi dengan menggelar pengajian baik di masjid maupun gedung pertemuan. Meski tak semegah perayaan yang dilakukan di Indonesia, masyarakat Turki tetap memperingati Maulid Nabi.
“Ada pengajian-pengajian, hanya tidak sebesar Maulid Akbar seperti di Indonesia, tapi ada perayaannya,” ungkap Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki Nazihah kepada NU Online, Kamis (28/9/2023).
Peringatan ini juga dilakukan oleh banyak komunitas Muslim di sana, termasuk PCINU sendiri. Nazihah menutur, pihaknya menggelar pengajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi dengan mengundang Syekh asal Turki sebagai pembicara.
“PCINU sendiri merayakan offline mengundang Syekh Turki,” ujar penerima Beasisiwa Pemerintah Turki atau Turkiye Burslari Sholarships (YTB) tersebut.
Adapun peringatan Maulid Nabi saw 1445 PCINU Turki tersebut digelar pada Ahad, 30 September 2023 pukul 14.00 TRT bertempat di TÜGVA, defterdar, Eyüpsultan, İstanbul.
“Insyaallah mauidzah hasanah akan disampaikan oleh Şeyh Seyit Muhammed ElMardini,” ucap dia.
“Terbuka untuk umum Konsulat Jenderal Republik Indonesia juga insyaallah datang,” imbuhnya.
Maroko
Masyarakat Maroko menganggap peringatan Maulid Nabi sebagai kesempatan untuk mengekspresikan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw.
Saat perayaan Maulid Nabi, masyarakat cenderung membacakan doa, puisi, dan cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad. Peringatan ini juga dianggap sebagai kesempatan untuk berkumpul kembali dengan keluarga, seperti dilansir dari Morocco World News.
Pakaian yang baru dibeli untuk anak-anak dan makanan lezat menghiasi meja di pertemuan keluarga pada momen Maulid Nabi. Meskipun Maroko terkenal dengan keragaman budayanya, dan setiap daerah memiliki hidangan serta tradisinya masing-masing, bagi sebagian besar keluarga Maroko, Asida adalah hidangan nasional saat peringatan Maulid Nabi.
India
Di India, negara dengan jumlah populasi penduduk Muslim sebanyak 195 juta jiwa, orang-orang memulai persiapan satu hari sebelum perayaan Maulid Nabi. Mereka menghiasi jalan, masjid, dan pasar dengan lampu-lampu indah berwarna-warni serta bendera warna hijau. Mereka merayakan hari ini dengan penuh kemegahan dan pertunjukan, mereka mengikatkan pita hijau di tangan mereka karena warna hijau melambangkan Islam, seperti dikutip dari Times of India.
Mereka mengenakan baju baru, membagikan permen dan mengunjungi masjid sebagai tradisi memperingati Maulid. Para wanita menyiapkan berbagai jenis makanan lezat seperti Sheer Khurma dan Seviyan. Beberapa orang mengunjungi tempat-tempat terkemuka dan keagamaan seperti Haji Ali Dargah, Jama Mazjid, Nizamuddin Aulia, Ajmer Sharif untuk beribadah kepada Allah swt dan mencari berkah.