Pengurus Besar Nahdlatul Ulama secara resmi melantik pengurus cabang instimewanya di Tunisia, Kamis (26/06). Acara yang dimulai sejak pukul 15.30 waktu setempat ini dilaksanakan di auditorium Ibn Khaldun, Universitas Zaitunah, Tunis, Tunisia.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Tunisia A Muntaha Afandie menyatakan pentingnya generasi muda, kader NU khususnya, untuk tidak tercerabut dari akar rumput.
"Kita harus menjaga kearifan tradisi leluhur yang relevan dengan zaman dan beradaptasi dengan arus modernisasi, sesuai dengan adagium 'al-muhafdhah 'alal-qadimis shalih wal akhdu bil-jadidil ashlah'," katanya.
Menurut mahasiswa lingustik di Universitas Manouba ini, meski baru seumur jagung, PCINU telah merealisasikan beberapa agenda penting yang tidak hanya memperkenalkan NU di Tunisia, tapi juga memperkenalkan Indonesia. "Di antaranya, kami melaksanakan pentas seni dan budaya Nusantara sebulan yang lalu," katanya.
"Berdirinya organisasi kader NU di Tunisia tidak sebatas tahlilan dan ngaji, tapi juga mendiskusikan pemikiran-pemikiran Islam modern dan budaya," lanjut Muntaha.
Sementara itu, dalam pidato kebangsaannya, Katib Syuriah PBNU KH Zamzami Amin, berpesan agar kader NU meneladani Wali Songo dalam berdakwah. Di hadapan hadirin yang terdiri dari Nahdliyin, Dubes RI Tunis, ketua PPI, dan Plt. PCI Muhamadiyah, Kang Zamzam—sapaan akrabnya—mengaku prihatin dengan umat Islam yang mudah terjebak debat kusir tentang hal-hal yang tidak terlalu prinsipil.
"Sudah bukan masanya lagi kita memperbesar perbedaan, justru kita harus mempererat persatuan dan persaudaraan," katanya.
Selain itu, ia juga berpesan agar Nahdliyin di Tunisia memiliki jiwa mandiri dalam ekonomi. "Kita harus contoh Kiai Wahab yang mempelopori berdirinya asosiasi kebangkitan para pedangan."
Dalam pemaparannya, Kang Zamzam menyatakan banyak tempat-wisata-religi yang layak dikunjungi tapi belum dikenal oleh publik Indonesia. "Kalian promosikan, gandeng agen-agen travel umrah. Bisa subur semua yang ada di sini," katanya disambut kepuk tangan meriah. (Red: Mahbib)