Tunis, NU Online
Puncak peringatan hari lahir NU ke-92 yag diadakan PCINU Tunisia berbentuk Pentas Seni dan Budaya Indonesia untuk masyarakat Tunisia, Rabu (7/3). Kegiatan tersebut digelar di Gedung Salle Mahmoud Messadi, Fakultas Sosial Humaniora Universitas Tunis.
Pentas Seni dan Budaya dimulai pukul 10.30 waktu Tunis. Kegiatan ini dihadiri Dudes RI untuk Tunisia Ikrar Nusa Bakti beserta istri, Dekan Fakultas Sosial Humaniora Universitas Tunis Jamel Chaker, Sekretaris Umum Fakultas Sosial Humaniora Universitas Tunis Monia el Madani, Mustasyar PCINU Tunisia Syaikh Salahudin el Mistoui, serta sebagian civitas akademika kampus dan mahasiswa Tunisia maupun mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Tunisia.
Pentas dibuka lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan lagu kebangsaan Tunisia yang menggelegar di tiap sudut ruangan. Tak lupa pemutaran video profil Nahdlatul Ulama berbahasa Arab yang telah disiapkan secara khusus oleh panitia.
Setelah prosesi penyerahan penghargaan dari PCINU Tunisia kepada Fakultas Sosial Humaniora, penampilan seni budaya Indonesia pun dimulai.
Ardi Permana, membawakan acara dengan berbahasa Arab cukup fasih dan lancar. Beberapa kali Ardi berhasil mengundang gelak tawa penonton yang memenuhi ruangan acara.
Musik angklung ditampilkan sebagai pembuka. Masyarakat Tunisia yang belum mengenal jenis musik tradisional dari Jawa Barat ini pun tampak menikmati.
Tari Lenggang Nyai menjadi sajian kedua. Setelahnya pembacaan puisi karya Sapardi Djoko Darmono yang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Penampilan band yang membawakan lagu Gaza to Night dan Ya lal Wathan, membuat acara semakin tambah meriah. Hal itu terlihat dari peserta yang semakin membludak memenuhi ruangan.
Menambah kemeriahaan, panitia menyiapkan bungkusan khusus sebagai hadiah untuk peserta yang mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pembawa acara.
Penampilan silat dipandu Taufik Imron, tak kalah menariknya. Mempersembahkan beberapa jurus, diakhiri dengan atraksi bela diri pencak silat yang kembali membuat seluruh sudut ruangan ramai dengan sorak sorai pengunjung.
Acara diakhiri dengan menampilkan kembali musik angklung dan ditutup dengan foto bersama sebagian peserta.
Taufik Imron selaku Ketua Tanfidziah menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka partisipasi sebagai bagian dari anak bangsa untuk ikut serta mengenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat Tunisia.
"Tujuan kami menampilkan Seni dan Budaya ini tidak lain untuk saling mengenal antarbudaya kita yang beragam, yaitu antara Indonesia dengan Tunisia," ujarnya dalam bahasa Arab.
Menurutnya seni budaya memang sebuah kegiatan yang tepat untuk menarik minat masyarakat Tunisia agar mengenal NU.
Jamel Chaker begitu antusias menyambut kegiatan ini. Dalam uraiannya ia mengatakan, sangat mengapresiasi inisiatif PCINU Tunisia yang semua pengurusnya masih berstatus mahasiswa ini dapat menyelenggarakan acara yang meriah..
Ia juga berharap kegiatan ini tidak berhenti di situ saja, akan tetapi perlu ada tindak lanjut lebih jauh dari adanya kegiatan ini. Secara jelas ia mengungkapkan selepas acara, ke depannya ia ingin membuka kelas Indonesia di fakultasnya tersebut.
Ikrar Nusa Bakti juga sangat mengapresiasi PCINU Tunisia yang telah sukses menyelenggarakan acara tersebut dengan baik. Begitu juga kepada pihak Fakultas Sosial Humaniora Universitas Tunis yang berkenan menyediakan gedung untuk menampilkan seni dan budaya Indonesia.
Syaikh Salahaden el Mistoui, atas nama Mustasyar PCINU Tunisia menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial keagamaan yang terbesar dan moderat, dan sangat sesuai dengan kultur keberagaam di Tunisia. Tak lupa ia menyampaikan apresiasi kepada PCINU Tunisia atas kerja keras, sehingga sukses dalam acara tersebut.
Pentas Seni Budaya Indonesia, menjadi puncak peringatan harlah NU oleh PCINU Tunisia. Sebelumnya PCINU Tunisia mengadakan Sedekah Literasi. Program ini sebagai sebuah upaya menghimpun aspirasi maupun inspirasi dari para alumni NU Tunisia seputar masa depan NU dengan mengangkat tema Memaknai Dinamika, Harapan, serta Masa Depan NU.
Sementara acara lainnya adalah Istighotsah Kubro untuk mendoakan para ulama NU dan para tokoh bangsa terdahulu. Istighotsah diselengarakan pada Jumat (23/2) lalu itu juga dihadiri oleh Ikrar Nusa Bakti selaku Dubes RI di Tunisia. (Fauzan Amiruddin/Kendi Setiawan)