Presiden Jokowi Sampaikan 4 Saran Selesaikan Krisis di Gaza
Ahad, 12 November 2023 | 20:15 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023). (Foto: presidenri.go.id)
Jakarta, NU Online
Gaza masih terus memanas. Krisis kemanusiaan di sana tidak terkendali akibat serangan roket Israel yang tidak henti-henti menghantam ke segala arah.
Presiden Joko Widodo menyampaikan empat saran kepada para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11/2023).
Pertama, Presiden Jokowi mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan. Sebab, tanpa gencatan senjata, situasi tak akan membaik.
"Israel telah gunakan narasi self defense dan terus lakukan pembunuhan rakyat sipil. Ini tak lain sebuah collective punishment. Kita semua harus cari jalan agar Israel segera lakukan gencatan senjata," tegasnya sebagaimana dilansir situsweb resmi Presiden situs web resmi Presiden.
Kedua, Presiden Jokowi mendorong agar bantuan kemanusiaan dipercepat dan diperluas jangkauannya. Menurutnya, OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih bisa diprediksi dan berkelanjutan mengingat situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatikan.
"Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan. Contoh, RS Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel, sejak kemarin sudah kehabisan bahan bakar. Indonesia meminta semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional,” jelasnya.
Ketiga, Presiden Jokowi menyerukan agar OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan. Misalnya, mendesak diberikannya akses pada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya.
"Dan terus mendukung proses advisory opinion di Mahkamah Internasional,” imbuhnya.
Terakhir, ia mengusulkan OKI harus mendesak agar perundingan damai segera dimulai kembali demi terwujudnya solusi dua negara dan menolak pemikiran solusi satu negara. Menurutnya, solusi satu negara hanya akan membuat Palestina dikorbankan.
“Jika memang mekanisme quartet sudah tidak dapat diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru, dan Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut,” ucapnya.
Di penutup pernyataannya, Presiden Jokowi meminta dukungan dari para pemimpin OKI untuk menyampaikan hasil dari KTT Luar Biasa OKI kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
“Dari Riyadh saya sudah terjadwal melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat. Dengan izin para pemimpin, saya akan sampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan Amerika Serikat mempunyai 'pengaruh besar terhadap Israel'. Karenanya, Negeri Paman Sam itu, menurutnya, memikul tanggung jawab atas tidak adanya solusi politik" terhadap konflik tersebut. Hal ini sebagaimana dilansir New Arab.
Sebagaimana diketahui, pertemuan tersebut dihadiri oleh pemimpin negara-negara Arab dan mayoritas Muslim, seperti Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Suriah Bashar Asad, Raja Yordania Abdullah al-Tsani, Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad al-Tsani, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Presiden Turki Recep Tayip Erdoğan.