Internasional

Wabah Kudis Serang Pengungsi Gaza, Imbas Minimnya Akses Air Bersih dan Sanitasi

Sabtu, 6 Juli 2024 | 07:00 WIB

Wabah Kudis Serang Pengungsi Gaza, Imbas Minimnya Akses Air Bersih dan Sanitasi

Salah satu anak di Gaza sedang mendapat pengobatan penyakit kudis, Jumat (5/7/2024). (Foto: WAFA)

Jakarta, NU Online

Terbatasnya pasokan air bersih dan sanitasi, serta kondisi kehidupan yang padat, telah mempercepat penyebaran penyakit kulit, khususnya kudis di Gaza, Palestina.


Sejak serangan yang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kelompok hak asasi manusia, dan badan-badan PBB berulang kali memperingatkan akan terjadinya wabah penyakit di antara populasi pengungsi, karena kepadatan berlebih dan menurunnya kebersihan lingkungan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Menurut laporan kantor beta WAFA, penyebaran kudis yang sangat menular, semakin buruk akibat penumpukan air limbah di antara tenda-tenda serta kurangnya peralatan kebersihan pribadi seperti sabun dan fasilitas mandi.


“Sekitar dua juta pengungsi Palestina tinggal di kamp-kamp dan tempat pengungsi di seluruh Gaza, menderita kondisi hidup yang keras dan semakin rentan terhadap penyakit dan epidemi. Krisis ini diperburuk oleh kekurangan obat-obatan dan pasokan medis,” lapor WAFA, dikutip Jumat (5/7/2024).


Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang menjadi sasaran serangan telah menyebabkan sebagian besar sistem layanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi, membahayakan nyawa pasien.


Sementara itu, di tempat pengungsian Nakheel di Deir al-Balah, Gaza tengah, air limbah menggenang di antara tenda-tenda, tempat anak-anak bermain di tengah air yang terkontaminasi karena kurangnya ruang.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Um Mubarak Abu Khousa, salah satu pengungsi, menyesali kondisi yang kian memburuk di dalam kamp. “Kami menderita kebocoran limbah dan penyebaran penyakit. Saya menderita hipertensi dan stroke, dan semua anak kami jatuh sakit karena kondisi hidup dan kesehatan yang buruk," ujarnya.


Dia juga menggambarkan bagaimana cacing memenuhi tenda mereka akibat kurangnya kebersihan dan insektisida. "Setiap hari, di pagi hari, saya membersihkan cacing dengan menyapu mereka keluar," tuturnya.


Direktur medis di tempat penampungan, Sami Hmeid, mengeluarkan peringatan keras tentang potensi bencana lingkungan di kamp-kamp pengungsi akibat meluasnya wabah kudis.


Hmeid mengaitkan penyebaran kudis dengan air limbah yang telah menjadi tempat berkembang biak bagi tungau. Situasi ini diperburuk oleh kurangnya perawatan kimia selama sembilan bulan terakhir.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation