Nasional

Lembaga Falakiyah PBNU Dorong Pelaksanaan Rukyatul Hilal Awal Syawal 1446 H

Sabtu, 29 Maret 2025 | 06:30 WIB

Lembaga Falakiyah PBNU Dorong Pelaksanaan Rukyatul Hilal Awal Syawal 1446 H

Seorang perukyat sedang melakukan rukyatul hilal. (Foto: dok. NU Online Jatim)

Jakarta, NU Online

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mendorong para perukyat Nahdlatul Ulama untuk dapat melaksanakan rukyatul hilal awal Syawal 1446 H.


"Lembaga Falakiyah PBNU mendorong perukyah Nahdlatul Ulama se–Indonesia untuk  melaksanakan rukyatul hilal awal bulan Syawal 1446 H," demikian bunyi Surat Penjelasan Rukyah Syawal 1446 H Nomor 52/PB.08/A.ll.08.13/13/03/2025 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur pada Kamis (27/3/2025).


Meskipun hilal masih di bawah ufuk, dorongan rukyatul hilal ini dilakukan mengingat penyelenggaraan sidang itsbat dan keputusan Muktamar NU mengenai pengumuman awal bulan Ramadhan dan Syawal.


"Dengan mempertimbangkan Pemerintah Indonesia akan menggelar sidang itsbat awal Syawal 1446 H serta memperhatikan keputusan Muktamar ke–20/1954 di Surabaya dan keputusan Muktamar ke–34/2021 di Bandar Lampung," demikian bunyi surat tersebut.


Sebagai informasi, data hisab pada Sabtu, 29 Ramadhan 1446 H atau bertepatan dengan 29 Maret 2025 menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar’ie -1 derajat 59 menit 16 detik. Hal ini berarti hilal masih berada di bawah ufuk. Dengan demikian, hilal belum memenuhi kriteria imkanur rukyah.


Adapun ijtimak atau konjungsi terjadi pada Sabtu Kliwon 29 Maret 2025 M pukul 17:58:27 WIB. Sementara letak Matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 32 menit 52 detik utara titik barat.


LF PBNU juga merilis data hilal di sejumlah kota lainnya di Indonesia, khususnya ketinggian terkecil dan terbesar. Parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua Selatan dengan tinggi hilal -3 derajat 24 menit. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi hilal -0 derajat 59 menit.


Elongasi hilal haqiqy di Indonesia pada 29 Ramadhan 1446 H bervariasi antara 2 derajat 58 menit hingga 3 derajat 01 menit.


Lama hilal di atas ufuk di seluruh Indonesia pada 29 Ramadhan 1446 H adalah 0 detik. Hal ini mengingat kedudukan hilal di seluruh Indonesia (dalam hal tinggi hilal mar’ie dan elongasi hilal haqiqy) adalah di bawah ufuk dan di bawah kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama (IRNU). Dengan begitu, hilal berada pada zona istihalah al–rukyah (mustahil terlihat).


Data hisab tersebut merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan pada titik markaz Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.