KH Syukron Ma’mun Jelaskan Perjuangan NU saat Makam Rasulullah akan Digusur
Ahad, 26 Juni 2022 | 21:00 WIB
KH Syukron Ma'mun saat memberikan sambutan pada Halal bi Halal dan Silaturahmi Nasional PWNU DKI Jakarta. Foto : Farhan Maksudi
Jakarta, NU Online Jakarta
Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman KH Syukron Ma’mun menjelaskan, bahwa cikal bakal lahirnya NU sangat erat kaitannya dengan urusan dan kemaslahatan umat Islam yang ada di Indonesia dan Dunia.
“Pada tahun 1922 ada isu di tanah suci bahwa kuburan Rasulullah itu mau digusur dan diratakan oleh pemerintahan Ibnu Saud. Adanya isu ini menjadi anggapan dari sebagian mereka bahwa ziarah kubur itu syirik. Dari kejadian ini, KH Hasyim Asyari langsung mendirikan Komite Hijaz. Dan Komite Hijaz inilah embrionya organisasi NU,” katanya saat memberikan sambutan pada acara Halal bi Halal dan Silaturahmi Nasional yang diadakan oleh PWNU DKI Jakarta di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jagakarsa Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
KH Syukron menjelaskan dalam komite hijaz itu beranggotakan para kiai sepuh pimpinan pondok pesantren. “Para kiai tersebut yang saya ingat itu ada KH Wahab Hasbullah, Syeikh Al-Gonawi guru mesir, lalu Kiai Ilyas dari Pekalongan. Kiai-kiai inilah yang menjadi utusan resmi ke Saudi Arabia untuk bertemu raja Ibnu Saud. Dan syukur alhamdulillah komite ini berhasil, sehingga akhirnya kuburan Rasullulah tidak jadi digusur dan dibongkar,” jelasnya.
KH Syukron melanjutkan setelah sampai Indonesia komite hijaz ingin membubarkan diri, namun oleh KH Hasyim Asyari dilarang. “Kiai Hasyim melarang karena orang Indonesia akan mondar-mandir ke Saudi, pasti nanti ajaran wahabi ini akan dikembangkan oleh mereka kepada jamaah haji dan umrah. Untuk menjaga ajaran aqidah aswaja, akhirnya berubah namanya menjadi Nahdlatul Wathan (kebangkitan tanah air),” lanjutnya.
Selengkapnya di sini