Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah didampingi Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Surakarta, Kamis (10/3). Foto: Biro Humas Kemnaker
Surakarta, NU Online
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Surakarta, Kamis (10/3). Didampingi Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, Menaker Ida juga meresmikan kejuruan baru di BLK Surakarta, yaitu pelatihan barista jamu.
Menaker Ida mengatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, namun juga sektor ekonomi dan sosial. Salah satu dampak yang terlihat adalah perubahan pola konsumsi masyarakat.
Hal unik yang terjadi di tengah masyarakat selama pandemi, lanjut Menaker Ida, adanya kenaikan konsumsi masyarakat terhadap jamu. Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan melalui BLK Surakarta menggelar pelatihan barista jamu untuk menyiapkan SDM kompeten di sektor yang tengah digemari masyarakat tersebut.
“Yang baru dari BLK Surakarta ini ada barista jamu, saya kira konsumsi jamu pada saat pandemi Covid-19 ini meningkat, yang menyesuaikan pada kebutuhan masyarakat untuk sehat. Jadi ada kedekatannya dengan barista tapi pengolahan jamu, minuman yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Menaker Ida menjelaskan, Surakarta adalah salah satu daerah yang UMKM-nya berkembang pesat. Ia meminta BLK Surakarta dengan dukungan Pemda setempat untuk selalu menyesuaikan pelatihan dengan perkembangan industri setempat. Sehingga SDM yang dilahirkan BLK Surakarta mampu mengisi kebutuhan dunia usaha/industri.
“Saya minta kepada BLK Surakarta untuk selalu mengikuti kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia usaha dan industri, tadi juga ditandatangani perjanjian kerja bersama Pemerintah Kota Surakarta dengan dunia usaha dan industri,” katanya.
BLK Surakarta adalah salah satu BLK UPTP (Unit Pelaksana Teknis Pusat) yang dikelola oleh Ditjen Binalattas, Kemnaker. BLK ini berdiri pada tahun 1947 dan menjadikannya sebagai BLK tertua di Indonesia. Sebelum adanya kejuruan barista jamu, BLK Surakarta telah memiliki 12 program kejuruan, yaitu teknik otomotif, teknik manufaktur, teknik listrik, teknik las, teknik elektronika, TIK, bisnis dan manajemen, bangunan, garmen apparel, industri kreatif, processing, dan refrigerasi.
“Kami konsentrasi utnuk meningkatkan kompetensi, terutama bagi teman-teman yang belum mendapatkan pekerjaan, kami menyiapkan pasar kerja, meningkatkan kompetensi. Di samping itu kami juga konsentrasi meningkatkan kompetensi bagi calon pelaku usaha mikro dan kecil,” kata Menaker Ida.
Meskipun BLK Surakarta berstatus UPTP, Menaker Ida meminta Pemda untuk mampu memaksimalkan keberadaannya serta mendukung tumbuh kembangnya BLK Surakarta.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah sinergi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan dunia industri, karena akiabat dari pandemi ini pengangguran kita cukup tinggi. Kita menyiapkan pascacovid ini mereka akan bekerja kembali, kita lakukan dengan pelatihan kompetensi atau menyiapkan mereka menjadi wirausahawan,” pungkasnya.