Mendes PDTT Siap Fasilitasi Pengembangan Desa Wisata Buru Selatan
Kamis, 21 Oktober 2021 | 09:39 WIB
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di dampingi Sekretaris Jenderal, Taufik Madjid menerima Audiensi Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa, Dalam Rangka Menyampaikan Usulan Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku, pada Kamis (21/10).
Jakarta, NU Online
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) siap memfasilitasi pengembangan potensi wisata desa di Kabupaten Buru Selatan, Maluku. Apalagi, pulau legendaris tersebut mempunyai potensi panorama alam luar biasa yang bisa menarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
“Pengembangan desa wisata menjadi salah satu prioritas Kemendes PDTT untuk terus didorong dan dikembangkan. Kami siap membantu pengembangan desa wisata di Kabupaten Buru Selatan karena memang potensi alamnya begitu luar biasa,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat menerima kunjungan dari Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa beserta jajaran di Kantor Kemendes PDTT, Kalibata, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Gus Halim-panggilan akrab Abdul Halim Iskandar-menjelaskan tahun ini Kemendes PDTT telah melakukan intervensi untuk mengembangkan desa wisata di 158 desa. Desa-desa tersebut menerima bantuan berupa pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti pembangunan homestay, pembangunan kedai-kedai makanan di kawasan wisata, hingga pembangunan lapangan parkir untuk wisatawan.
“Bantuan pembangunan sarana prasarana pengembangan objek wisata ini sesuai dengan usulan dari kepala desa maupun perangkat terkait, jadi bisa macam-macam bentuknya di lapangan,” katanya.
Gus Halim mengatakan desa penerima bantuan sarana dan prasarana pengembangan objek wisata dari Kemendes PDTT harus mempunyai kualifikasi khusus. Di antaranya desa penerima bantuan harus mempunyai potensi wisata alam seperti pantai, pegunungan, danau, hingga tempat bersejarah. Selain itu desa-desa penerima bantuan juga mempunyai potensi lain seperti potensi budaya maupun destinasi wisata edukasi.
“Kalau melihat kualifikasi tersebut tentu Buru Selatan mempunyai potensi besar dalam menerima intervensi dari Kemendes PDTT dan kami komit untuk itu,” tegasnya.
Gus Halim mengungkapkan pascapandemi, desa wisata mempunyai peluang besar untuk berkembang. Menurutnya seiring terus melandainya kasus Covid-19 di tanah air dan diturunkannya level Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), keinginan masyarakat untuk berwisata sangat besar. “Fenomena ini akan menjadi peluang besar bagi pengelola desa wisata untuk mendapatkan pemasukan dari para wisatawan,” ujarnya.
Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa mengungkapkan desa wisata menjadi andalan untuk mempercepat pembangunan desa di wilayahnya. Desa-desa wisata tersebut memiliki panorama alam yang sangat indah dengan keragaman flora-fauna yang menarik hati. “Jadi alam kita (Buru Selatan) masih murni, masih natural sekali sehingga punya potensi besar untuk menjadi destinasi wisata andalan,” katanya.
Safitri mengungkapkan saat ini ada 10 destinasi wisata prioritas yang dikembangkan di Buru Selatan. Sepuluh potensi destinasi wisata itu diantaranya Pantai Wamsoba, Pulau Tomoho, Pulau Oki, Air Babunyi, dan Wisata Air Jin. “Destinasi wisata tersebut masih dalam kondisi alami sehingga membutuhkan sarana dan prasarana pendukung sehingga kian menarik perhatian dari wisatawan,” katanya.
Lebih jauh Safitri mengatakan pengembangan wisata menjadi andalan Buru Selatan untuk melepas status sebagai wilayah tertinggal. Menurutnya mayoritas desa di Buru Selatan masih berstatus tertinggal. “Buru memiliki 79 desa, yang terdiri atas 3 desa maju, 29 desa berkembang, 37 desa tertinggal, dan 10 desa sangat tertinggal. Kami berharap pengembangan wisata desa akan mendorong pendapatan masyarakat sehingga status desa akan mayoritas menjadi desa berkembang untuk kemudian perlahan bisa masuk kategori maju dan mandiri,” pungkasnya.