Ilustrasi: Potongan adegan Film 'Sang Kiai', disutradarai oleh Rako Prijanto mengangkat kisah Pahlawan Nasional, Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: tirto.id)
Jakarta, NU Online
Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memeriahkan kemerdekaan, salah satunya adalah dengan menonton film bertemakan kemerdekaan.
Dengan menonton film tersebut tentu akan mengingatkan sejarah dan heroisme dalam merebut kemerdekaan, dan juga mempertahankan kemerdekaan.
Banyak sekali film yang bertemakan tentang kemerdekaan Indonesia. Berikut ini adalah lima film yang mengisahkan tentang kemerdekaan Indonesia.
Pertama, Darah dan Doa/The Long March (1950). Film ini merupakan film Indonesia pertama yang diproduksi setelah kemerdekaan. Hari pertama film tersebut melakukan syuting yaitu 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Film Darah dan Doa disutradarai oleh Usmar Ismail, dan diproduksi oleh Pusat Film Nasional Indonesia (Perfini).
Film ini berlatar belakang Perang Kemerdekaan Indonesia, yaitu Long March (Kembalinya) Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Setelah Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia saat itu diserang oleh Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Film ini lebih berfokus kepada Kapten Sudarto.
Kedua, Mereka Kembali (1972). Film ini disutradarai oleh Imam Tantowi, menceritakan tentang perjalanan Long March, yaitu kembalinya Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Jadi akibat perjanjian Renville 18 Januari 1948 mengharuskan Divisi Siliwangi hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta. Ketika Belanda melanggar perjanjian itu, sesuai dengan instruksi dari Jenderal Soedirman Divisi Siliwangi harus kembali ke Jawa Barat.
Baca Juga
Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan
Tidak mudah bagi Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, jalan kaki melewati hutan lebat, sungai besar, belum lagi sergapan dari Belanda, dan mereka ikut serta membawa keluarga. Setelah sampai di Jawa Barat, bukan hanya Belanda yang mereka hadapi. Tetapi juga DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).
Ketiga, Kereta Api Terakhir (1981). Film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Pandir Kelana, dan disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo.
Film ini berlatar belakang gagalnya perjanjian Linggarjati, atau yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda I, beberapa daerah di Jawa diduduki oleh Belanda. Nah, kereta api sebagai mode transportasi penting saat itu dari berbagai daerah dikumpulkan di Stasiun Purwokerto. Markas Besar TNI di Yogya memerintahkan untuk menarik kereta api ke Yogya, karena Belanda sudah menduduki Tegal.
Perjalanan kereta api yang terakhir diberangkatkan tidaklah mudah, penuh dengan hambatan, berulang kali diserang oleh Pesawat Cocor Merah.
Keempat, Oeroeg (1993). Film ini disutradarai oleh Hans Hylkema yang merupakan sutradara asal Belanda, dan juga merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama karya Hella S. Haasse yang merupakan penulis asal Belanda.
Film ini menceritakan tentang seorang Tentara Belanda yang lahir dan besar di Indonesia bernama Johan Ten Berghe. Ia berkawan baik dengan anak laki-laki pembantu ayahnya. Johan Ten Berghe yang sudah menjadi tentara Belanda datang kembali ke Indonesia untuk melakukan misi perang, dan juga sekaligus mencari keberadaan ayahnya. Namun, ia menemukan ayahnya sudah tidak bernyawa.
Cerita berlanjut dengan petualangan Johan Ten Berghe untuk mencari sahabatnya Oeroeg yang bergabung dengan TNI.
Kelima, Sang Kiai (2013). Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini mengangkat kisah Pahlawan Nasional, Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.
Film ini berlatar belakang masa pendudukan Jepang, ketika KH Hasyim Asy'ari dipenjara oleh Jepang. Karena dituduh terlibat dalam Peristiwa Cukir dan menolak untuk melakukan seikerei (menghormat kepada Matahari). Kemudian berlatar belakang tercetusnya Resolusi Jihad, terbunuhnya Brigjen Mallaby oleh salah satu santri KH Hasyim Asy'ari.
Itulah lima rekomendasi film tentang kemerdekaan Indonesia yang wajib kalian tonton baik sendirian, maupun ramai-ramai.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan