Indramayu, NU Online
Jamaah haji Indonesia tahun 2023 akan memperoleh asuransi jiwa dan kecelakaan sejak mereka memasuki asrama, waktu pemberangkatan, dan ketika mereka masih di asrama saat pemulangan.
"Jika setelah masuk asrama wafat, jamaah dapat asuransi sesuai Bipih (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) yang disetorkan. Kalau kecelakaan, ada hitungannya. Tahun lalu tidak ada asuransi kecelakaan, tahun ini ada," jelas Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama Saiful Mujab di Asrama Haji Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (5/5/2023) malam.
Sebagaimana tahun sebelumnya, ahli waris juga bakal menerima extra cover atau santunan kematian dari maskapai penerbangan senilai Rp125 juta ketika ada jamaah haji wafat di pesawat. Jaminan ini menjadi bagian dari isi perjanjian antara pemerintah dan pihak maskapai.
"Ini bagian dari upaya perlindungan jamaah," tambahnya.
Jamaah dengan Risiko Tinggi
Pemerintah melalui Kementerian Agama tahun ini mencanangkan slogan 'Haji Ramah Lansia' seiring tingginya jumlah jamaah usia lanjut yang mencapai 67 ribu atau sekitar 30 persen dari total 221 ribu jamaah. Mereka termasuk jamaah dengan risiko tinggi, terutama yang memiliki riwayat penyakit dalam.
Data Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyebut, selama musim haji 2018-2022 sebagian besar penyakit jamaah haji merupakan faktor risiko serangan jantung, stroke, dan pneumonia.
Selama periode itu pula mayoritas jamaah haji terdeteksi memiliki kadar lipid atau lemak dalam darah yang tidak normal (dislipidemia), disusul masalah hipertensi esensial, kemudian persoalan diabetes melitus dan kardiomegali (pembesaran jantung).
Sepanjang 2010-2022, tingkat kematian jamaah haji Indonesia mencapai 2,07 per mil. Angka ini lebih tinggi dibanding dari mortalitas rata-rata jamaah haji dari negara-negara lain seperti India, Pakistan, dan Bangladesh.
Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo mengungkapkan tantangan yang lebih berat musim haji kali ini dibanding tahun sebelumnya. Selain jumlah lansia yang sangat tinggi, kuota normal yang berikan Pemerintah Arab Saudi juga akan membuat penumpukan massa yang kian padat di waktu bersamaan.
"Tahun 2022 indeks kepuasan haji mencapai 90,45. Ini angkat angka yang sangat tinggi. Tantangannya, kita mesti mempertahankan. Syukur-syukur bisa meningkatkan. Minimal mempertahankan saja sudah luar biasa," katanya.
Pewarta: Mahbib Khoiron
Editor: Kendi Setiawan