Nasional

Alissa Wahid: Organisasi Mahasiswa NU Bisa Saling Bersinergi

Kamis, 4 Juni 2015 | 07:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Nasional, Senin (1/6) kemarin bersilaturahim ke kediaman Koordinator Nasional Gusdurian Alissa Wahid di Yogyakarta. Kunjungan sekaligus dalam rangka meminta saran serta arahan dari putri sulung Gus Dur ini.<>

Rombongan silaturrahim ini antara lain Presidium Nasional 1 dan 4 KMNU, Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO), BPH Regional 2, serta perwakilan pengurus inti KMNU UII, UGM dan UNY.

Zimamul Adli, Presidium 1 KMNU, dalam kesempatan itu menjelaskan beberapa hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KMNU yang telah terselenggara di Jakarta, awal April lalu. Diantaranya adalah mengenai logo resmi KMNU Nasional dan langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan KMNU di masa-masa awal berdirinya.

Alissa Wahid menjelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan NU (KMNU, PMII dan PKPT IPNU/IPPNU) tidak seharusnya saling mencurigai dan saling menegasikan. Ketiganya harus bisa bekerjasama dan bersinergi. Karena memang jamaah NU sangat banyak serta memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karena itu ia mendorong agar ketiganya mengadakan musyawarah guna memperjelas diferensiasi di antara ketiganya.

Dalam pengkaderan, sebaiknya KMNU merancang sistem pengkaderannya sendiri yang original dan tidak meniru sistem pengkaderan organisasi-organisasi lain yang sudah ada. Ia memberikan contoh komunitas Gusdurian yang sukses dengan sistem pengkaderannya yang original. Sistem pengkaderan harus dirancang dengan baik dan telaten sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Ia juga menyarankan agar KMNU membentuk lembaga pengelola dana yang berfungsi untuk menghimpun donasi dari para alumni dan untuk membantu pembiayaan segala kegiatan yang diadakan oleh KMNU Nasional. Dengan cara itu diharapkan KMNU dapat menjadi organisasi yang professional dan mandiri dalam pengelolaan dana.

Dalam kesempatan itu, ia memberikan dukungan yang sangat besar bagi hadirnya KMNU Nasional. Ia meyakinkan kepada seluruh pengurus KMNU mulai dari tingkat perguruan tinggi hingga tingkat pusat agar tetap percaya diri dan jangan takut terhadap perubahan. Semua pengurus KMNU harus menjadi mahasiswa yang responsive bukan mahasiswa reaktif. Yaitu mahasiswa yang bukan hanya kritis, namun juga solutif terhadap berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. (Muhammad Dliyauddin/Anam)


Terkait