Jakarta, NU Online
Para pengikut dan sahabat Gus Dur memiliki banyak kesan tentang kualitas pribadi mantan ketua umum PBNU ini. Tak semuanya bernuansa supranatural, tetapi menunjukkan kualitas pribadi dan kedekatannya kepada Allah.
<>
H Choirul Anam, pemimpin umum harian Duta Masyarakat, yang telah bergaul akrab dengan Gus Dur sejak tahun 1978 sangat mengagumi sifat ikhlas yang dimiliki cucu KH Hasyim Asy’ari ini.
Sebagai ulama yang dihormati, hampir setiap hari Gus Dur mendapat pemberian uang dari orang lain, tetapi uang-uang tersebut tidak pernah masuk dalam kantong pribadinya. Selalu ada orang yang membutuhkan pertolongannya. Gus Dur tidak pernah menolak jika ada orang yang meminta bantuan. Jika sedang tidak memiliki uang, ia akan meminta pengikut dan sahabatnya yang berkecukupan untuk membantu.
Suatu ketika, ada seseorang yang sedang membuat program bagi anak yatim dengan anggaran dana sebesar 125 juta. Orang tersebut meminta bantuan kepada Gus Dur, tetapi karena sedang tidak memegang uang, Gus Dur meminta bantuan dirinya untuk mencarikan uang. Segera saja permintaan tersebut diiyakan, tetapi ditelusurinya siapa yang meminta bantuan tersebut. Ternyata ia mengenal orang tersebut, yang diketahuinya memiliki kredibilitasnya kurang baik.
Segera saja ia melapor kepada Gus Dur tentang orang yang berencana menipu dengan mengatasnamakan anak yatim tersebut. Gus Dur pun menjawab
“Lho, dia kan meminta bantuan saya untuk hal yang baik-baik, untuk membantu anak yatim. Kalau ternyata dia menipu saya, itu urusan dia dengan Allah. Kalau sampean punya uang kasih saja, kalau ngak punya ya ngak perlu dikasih,” kata Gus Dur.
Jika kejadian tersebut menimpa orang lain. Kemungkinan besar urusannya akan menjadi panjang. Bukan sekedar persoalan penipuan uang, tetapi juga menyangkut harga diri orang yang ditipu. Bagi Gus Dur, soal seperti itu hanyalah persoalan kecil yang tidak perlu ditanggapi serius.
Dalam muktamar PKB di Yogyakarta tahun 2005, ia juga pernah diminta Gus Dur untuk membantu mencarikan uang untuk operasional. Waktu itu, acara berlangsung kurang 5 hari dan ia diminta tolong mencarikan uang sebesar 5 milyar. Untuk jumlah tersebut, ia tidak menyanggupinya, tetapi berkomitmen mencarikan pinjaman 2 milyar.
Acara pun berlangsung lancar, tetapi ia masih menanggung utang sebesar 2 milyar kepada seseorang, dan ia tahu Gus Dur tak mungkin membayar, karena uang tersebut juga bukan untuk kepentingan pribadinya.
Akhirnya ia menghadap pada pemberi pinjaman, apa mau diikhlaskan, atau bersabar untuk dicarikan uang dahulu. “Karena tahu pinjaman Gus Dur bukan untuk kepentingan pribadinya, uang tersebut akhirnya diikhlaskan,” katanya.
Banyak pejabat atau tokoh yang mengaku memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi perilaku pribadi mereka menunjukkan, mereka hanyalah memenuhi ambisi pribadi untuk mengumpulkan harta. Gus Dur, telah membuktikan diri berjuang tidak untuk mengejar harta benda. Hal inilah yang dilihat oleh umat, yang membuatnya diikuti dan dihormati dengan sepenuh hati.
“Waktu diturunkan dari istana, saya tanya pada bendaharanya. Ada berapa uang di rekening Gus Dur, ternyata beliau hanya memiliki uang 70 juta. Beliau tidak meninggalkan sesuatu untuk keluarganya dari jabatan yang dipegangnya,” tandasnya.
Penulis: Mukafi Niam