Suasana persidangan pada sesi pembacaan Laporan Pertanggungjawaban PBNU masa khidmah 2015-2021. (Foto: Panitia Muktamar)
Bandarlampung, NU Online
Seluruh jajaran Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) menyampaikan laporan pertangggung jawaban (LPJ) yang diikuti oleh seluruh peserta Muktamar Ke-34 NU di Gedung Serba Guna UIN Raden Intan, Bandarlampung, pada Kamis (23/12/2021).
Laporan yang dibacakan langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj itu meliputi beberapa capaian NU di beberapa bidang, antara lain: penguatan manajemen organisasi dan aset, bidang keagamaan dan dakwah keislaman, kebijakan publik, advokasi hukum, dan bidang penanggulangan bencana.
Di samping itu, disebutkan juga ketiga bidang yang menjadi rujukan prioritas di Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, 2015 silam. Berikut ketiga bidang prioritas tersebut:
Bidang pendidikan
Di bidang pendidikan manajemen mutu pendidikan untuk Pendidikan Tinggi NU adalah peningkatan data akreditasi dari tidak terakreditasi menjadi status baik, sangat baik, dan unggul, juga peningkatan klasterisasi dalam pemeringkatan Perguruan Tinggi secara nasional.
"Peringkat PTNU terbaik merupakan hasil dari penilaian Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. Juga Ditjen Pendis Kementerian Agama," kata Kiai Said.
Selanjutnya, manajemen mutu pendidikan untuk Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah adalah upaya mengafirmasi pemberian bantuan pengembangan pendidikan; mempercepat akselerasi dan percepatan mutu pendidikan di lingkungan NU, program kejar mutu sekolah dasar dan juga pelaksanaan event berskala nasional, serta peningkatan mutu akreditasi pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
Dalam kesempatan itu, Kiai Said juga melaporkan lembaga pendidikan yang dimiliki NU di tingkat dasar dan menengah pada 2020 terdapat 21.045 satuan pendidikan dengan jumlah total 7.832 madrasah.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.985 Madrasah Aliyah, 4.856 Madrasah Tsanawiyah, dan 3.672 Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan kategori sekolah umum berjumlah 13.213, terdiri dari 1.670 SMK/SMA, 1.411 SMP, dan 4.751 SD.
"Lembaga Pendidikan Tinggi tahun 2021 sebanyak 274 PTNU, yang di antaranya 84 PTNU di bawah binaan Kemendikbud termasuk 15 Akademi Komunitas berbasis pesantren, dan 190 PTNU di bawah binaan Kemenag," jelasnya.
Bidang kesehatan
Dalam laporannya, Kiai said menyebutkan capaiaan di bidang ini adalah pencegahan dan penanggulangan penyakit menular HIV di enam provinsi dan 22 Kabupaten/Kota, penanggulangan TBC, pencegahan diabetes mellitus (DM) terhadap 16.000 orang, dan kesehatan mental (mental health) bagi penderita skizofrenia.
Dalam capaian ini, PBNU juga mengupayakan pendidikan gizi seimbang untuk balita dan ibu hamil, penangan gizi buruk dalam rangka percepatan penanggulangan stunting, dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Capaian lain lain di bidang ini juga meliputi pembangunan rumah sakit dan klinik. Dilaporkan, NU memiliki 35 rumah sakit dan 7 klinik di bawah naungan Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (Arsinu).
"Rumah sakit ini ada yang dikelola langsung oleh PBNU, PWNU, PCNU, Muslimat NU, serta perguruan tinggi NU," terang Kiai Said.
Bidang ekonomi
Di bidang ini, PBNU melaporkan pihaknya memiliki program aksi menggerakkan ekonomi umat. Pertama, pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan usaha melalui pesantren dan penguatan kemandirian ekonomi masyarakat, NU Care, pemanfaatan zakat, infak, dan sedekah pemanfaatan lahan- lahan NU.
"Dan masih banyak lagi gerakan keumatan yang diinisiasi oleh pengurus NU baik secara personal maupun secara organisasional," kata Ketum PBNU Kiai Said.
Selanjutnya, di aspek pertanian gerakan tanah serentak seluruh Indonesia dalam bentuk tanam jagung yang mencakup lahan seluas 73.051 hektar.
Dalam laporan itu, disebutkan juga saldo masuk dan keluar pada periode kepengurusan 2015-2020. Penerimaan ZIS berjumlah Rp1.854.070.211.358 (satu triliun delapan ratus lima puluh empat milyar tujuh puluh juta dua ratus sebelas ribu tiga ratus lima puluh delapan rupiah).
Sedangkan, penyalurannya sebesar 1.758.491.602.385 (satu trilyun tujuh ratus lima puluh delapan milyar empat ratus sembilah puluh satu juta enam ratus dua ribu tiga ratus delapan puluh lima rupiah). Sedangkan penerima manfaat 35.169.832 jiwa.
Berikutnya, One Pesantren One Product, jalinan kerja sama antara produsen industri kreatif dengan stakeholder hingga BUMN. Kegiatan ini diharapkan melahirkan kerja sama baik antara lembaga swasta ataupun antara swasta dan pemerintah yang menghasilkan keuntungan di kedua belah pihak.
Kemudian, aplikasi NU Cash, sebuah aplikasi digital dari sistem economic voluntary tradisional yang berbentuk Kotak Infak NU. Sebuah upaya digitalisasi infak di kalangan nahdliyin yang selama ini telah berjalan dengan baik.
"Aplikasi ini menyajikan berbagai fitur seperti layanan zakat, infak, sedekah, wakaf uang termasuk iuran anggota warga NU,” jelas Kiai Said.
Terdapat pula, gerakan sedekah menuju kemandirian umat melalui program Kotak Infak (Koin) NU dan peluncuran program kaderisasi amil melalui kegiatan Madrasah Amil. Program Koin NU sudah banyak dilakukan di PCNU-PCNU yang pemanfaatannya sangat berguna untuk meningkatkan kualitas organisasi (jamiyah) dan pelayanan kepada umat NU khususnya dan masayarakat pada umumnya.
"Program aksi menggerakan ekonomi umat dilakukan PBNU dengan mengoptimalkan asosiasi ataupun perhimpunan yang ada seperti misalnya Himpunan Pengusaha Nusantara (HPN NU), Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HPSI), dan lainnya," imbuh Kiai Said.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan