Dapat Tambahan Kuota 20 Ribu, Pengelolaan Haji 2024 Makin Menantang
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 05:30 WIB
Jakarta, NU Online
Indonesia mendapatkan kuota tambahan haji untuk tahun 2024 sebanyak 20 ribu jamaah. Kepastian ini diperoleh setelah Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman di tengah kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN- Gulf Cooperation Council (GCC) di Riyadh, Arab Saudi pada Jumat (20/10/2023).
“Komitmen tambahan kuota haji langsung diberikan paling tidak 20 ribu untuk tahun depan tambahannya diberikan untuk Indonesia,” katanya melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (20/10/2023).
Komitmen tambahan tersebut diperoleh kurang dari 12 jam setelah Presiden Jokowi menyampaikan pengajuannya. “Alhamdulillah ditanggapi sngt positif,” kata presiden berusia 62 tahun itu.
Sebelumnya, dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Arab Sudi Pangeran Mohammed bin Salman, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa antrean haji di Indonesia sangat lama. Tidak hanya setahun dua tahun, sejumlah jamaah harus mengantre hampir 50 tahun lamanya, tepatnya 47 tahun.
“Saat bertemu dengan Perdana Menteri Prince Mohammed bin Salman, saya menyampaikan apa adanya bahwa antrean haji di Indonesia sangat panjang, bakan ada yang harus menunggu 47 tahun sehingga Indonesia membutuhkan tambahan kuota haji,” ujarnya.
Dengan tambahan kuota 20 ribu itu, Indonesia akan memberangkatkan paling tidak 241 ribu jamaah haji pada tahun depan, 2024. Pasalnya, kuota haji Indonesia pada tahun 2023 adalah sebanyak 221 ribu.
Tambah kuota tambah tantangan
Pengamat Haji, H Mahbib Khoiron, menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan kabar baik bagi umat Islam Indonesia. Sebab, penambahan kuota berbanding lurus dengan pemendekan masa tunggu bagi calon jamaah haji di Tanah Air.
“Masa tunggu yang terlalu lama akan meningkatkan jumlah jamaah lansia yang berangkat di kemudian hari,” ujarnya.
Namun demikian, penambahan kuota juga bukan tanpa tantangan. Hal ini mengingat kaitannya dengan kesiapan tata kelola, jumlah petugas, dan sistem yang dibangun oleh pemerintah Indonesia.
“Kita tahu, jumlah kematian jamaah haji kita tahun 2023 mencapai 800 lebih. Ini angka tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia,” kata Mahbib.
Belajar dari pengalaman tersebut, ia melihat Kementerian Agama bersama Kementerian Kesehatan sedang bekerja keras memperbaiki sistem, salah satunya dengan pengetatan syarat istitha'ah kesehatan bagi para calon jamaah.
“Ini langkah penting karena mayoritas jamaah haji wafat memang dipicu oleh masalah kesehatan, terutama gangguan jantung,” tutur pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Pemerintah tidak memiliki banyak waktu, hanya sekitar 5-6 bulanan. Proses pemvisaan akan berakhir pada 29 April 2024. “Tantangan makin berat karena kerja-kerja pembenahan sistem ini berlangsung di tengah hiruk-pikuk politik yang sedang panas-panasnya,” pungkas Mahbib.
Sebagai informasi, Indonesia mendapatkan kuota haji berjumlah 221 ribu itu sejak tahun 2017 lalu. Sementara pada tahun 2016, Indonesia baru bisa memberangkatkan 168.800 jamaah haji. Hal tersebut berlangsung sejak tahun 2013. Sebelum itu, kuota haji Indonesia mendapatkan kuota 211 ribu pada tahun 2012.
Adapun saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021, Indonesia tidak memberangkatkan jamaah hajinya. Hal ini mengingat adanya pengkhususan bagi orang yang mukim di Arab Saudi guna mencegah penyebaran virus tersebut. Sementara di tahun 2022, Indonesia mendapatkan kuota setengah dari total jamaah biasanya, yakni 100 ribu.