Jakarta, NU Online
Doa bersama yang hari ini, Jum’at (2/12) diselenggarakan dengan titik pusat di Monumen Nasional membuat kawasan tersebut sangat padat. Jl Medan Merdeka Selatan dan Medan Merdeka Timur dipenuhi massa yang sebagian besar berbaju putih. Jl Merdeka Utara di mana Istana Negara berada sengaja ditutup. Demikian pula Jl Merdeka Barat di mana terdapat kantor Mahkamah Konstitusi, RRI, Museum Nasional, Indosat, dan beberapa kantor kementerian, juga ditutup.
Sejak pukul 06.00 massa sudah mulai mengarah ke Monas. Di Jl Kwitang Raya, yang dekat dengan kawasan perdagangan Senin, sejumlah orang membagi-bagikan roti sebagai sarapan dan air dalam kemasan kepada jamaah yang lewat. Sementara di trotoar Jl Thamrin, terdapat ibu-ibu yang menerima donasi makanan dari jamaah yang lewat yang tampaknya akan dibagikan kepada jamaah yang membutuhkan.
Kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) sangat padat. Banyak sekali massa yang berjalan kaki ke arah Monas. Kendaraan-kendaraan yang bergerak menuju daerah Gajah Mada dialihkan ke arah Tanah Abang. Tetapi tidak ada massa berhenti di pancuran air HI yang biasanya sangat padat saat akhir pekan di mana ada hari bebas kendaraan bermotor.
Sejumlah mobil dengan sound system sudah siap digunakan untuk berorasi. Salah satu orator di atas mobil yang sudah beraksi di bundaran Bank Indonesia menyampaikan pesan agar jamaah mampu menahan diri, menahan nafsu. Hal yang sama disampaikan oleh orator lain di jalan Thamrin yang mengingatkan agar jamaah mengikuti komando.
Dua orang perempuan berjilbab sempat bertanya kepada NU Online karena kebingungan mencari pintu tenggara, yang merupakan pintu khusus untuk jamaah wanita.
Para jamaah terlihat menikmati suasana pagi yang segar ini. Tak lupa mereka melakukan swafoto. Kebanyakan dengan latar belakang poster yang mereka bawa yang isinya meminta agar Ahok ditahan.
Sejumlah sarana pendukung juga sudah disiapkan seperti mobil ambulan, toilet, mobil tangki air untuk wudhu, dan lainnya.
Pasukan keamanan, baik tentara, polisi sudah siap siaga. Satpol PP juga membantu mengatur massa di beberapa lokasi.
Tak lupa, para pedagang keliling, dengan insting bisnisnya, memanfaatkan situasi ini untuk menggelar dagangannya. Prinsipnya adalah di mana ada gula, di situ ada semut. Pedagang dapat untung, jamaah hilang lapar atau hausnya. Di sisi lain, pertokoan yang dekat dengan area Monas terlihat menutup gerainya. Saat NU Online lewat di Jl Suryopratomo, sempat mendengar pria berpakaian rapi yang memberi penjelasan kepada satpam tentang banyaknya massa. Ia memilih untuk sementara menutup usaha guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (Mukafi Niam)