Nasional

DPR Harus Teladani Otista yang Membela Rakyat dan Keadilan

Sabtu, 16 Desember 2017 | 12:03 WIB

Bandung, NU Online 
Cucun Ahmad Syamsulrijal, anggota DPR RI komisi IV Yang juga Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengajak anggota parlemen untuk meneladani keberanian Oto Iskandar Di Nata. Hal itu ia sampaikan dalam acara bedah buku Oto Iskandar Di Nata: The Untold Stories hasil penelitian Iip D. Yahya di Pondok Pesantren Sirojul Huda, Parung Serab, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/12). 

"Otista adalah tokoh Sunda yang patut kita teladani utamanya sebagai anggota parlemen untuk terus membela rakyat," ujarnya. 

Kang Cucun dalam orasinya nenyerukan bahwa generasi muda Sunda harus mengenal Oto Iskandar Di Nata. Pahlawan nasional kelahiran Bojongsoang, kabupaten Bandung ini harus menjadi teladan untuk anak muda kabupaten Bandung khususnya. 

"Jangan sampai nama Otista dinamai jalan tetapi kita orang Bandung tidak tahu siapa beliau ini," ujarnya. 

Sebagai anggota legislatif, Cucun menyerukan kepada semua anggota parlemen mesti meneladani sosok pahlawan asal Sunda ini. Ia menilai bahwa perjuangan sekaligus gaya negoisator Otista harus kita teladani.

"Saya berharap akan lahir Oto baru dari anggota legislatif untuk selalu membela rakyat, anggota dewan yang membela keadilan," ujarnya. 

Di tempat yang sama Iip D. Yahya, penulis buku sekaligus sejarawan sangat mengapresiasi nuansa bedah buku di Soreang, sebagai rumah Otista kabupaten Bandung. Ia pun sangat senang kala bedah buku tokoh Sunda ini keluarga Otista turut hadir.

"The Untold Stories, lanjutan dari penelitian sebelumnya," ujarnya. 

Iip melanjutkan bahwa dari buku sebelumnya belum menjawab ikhwal Otista kenapa dibunuh. 

"Pak Oto itu timsesnya Bung Karno, sidang PPKI mengusulkan Bung Karno dan Bung Hatta untuk memimpin Indonesia.

Oto Iskandar Di Nata merupakan pahlawan kelahiran Bojongsoang Bandung. Pada 6 November 1973, Oto mendapatkan gelar pahlawan dari pemerintahan pada 1973. Meskipun kematian Oto tragis dibunuh oleh kelompok Laskar Hitam. 

Salah satu cucu Otista Ratna (60) turut hadir dalam acara bedah buku ini. 

"Saya senang atas penelitian ini karena memberikan informasi untuk publik tentang Otista," ujarnya. 

Menyambut acara ini dilaksanakan Eriyandi Budiman, pegiat Literasi asal Kabupaten Bandung terinspirasi akan mendiskusikan Oto di daerah Soreang. 

"Acara literasi tokoh nasional ini sangat penting, saya sangat mengapresiasi," ujarnya. 

Acara ini dihadiri oleh ratusan anak muda juga komunitas santri pondok pesantren Soreang Bandung dan ormas, OKP Kab Bandung dan masyarakat. (Pungkit Wijaya/Abdullah Alawi)


Terkait