Nasional

Gandeng Jepang, Kemnaker Tingkatkan Kualitas Instruktur Kejuruan Otomotif

Senin, 30 September 2019 | 14:35 WIB

Gandeng Jepang, Kemnaker Tingkatkan Kualitas Instruktur Kejuruan Otomotif

Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono (Foto: Kemnaker)

Jakarta, NU Online
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) Jepang. Kerja sama bertujuan untuk meningkatkan kapasitas instruktur dan pengembangan pelatihan mekanik otomotif.
 
Kerja sama dilakukan dalam bentuk pelatihan kerja yang diadakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng, Sulawesi Selatan ini berdurasi tiga tahun (September 2019 hingga Agustus 2022) dan diikuti oleh 48 orang instruktur kejuruan otomotif BLK UPTP dan UPTD di seluruh Indonesia.
 
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan kerja sama ini merupakan salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia.
 
"Saya yakin dan percaya, melalui kegiatan upgrading secara terus menerus dan konsisten, maka akan lahir dan tersedia instruktur yang profesional dan berdedikasi tinggi," katanya melalui rilis tertulis, Senin (30/9).
 
Pertumbuhan Baik
 
Bambang mengatakan saat ini pertumbuhan industri otomotif cukup baik. Salah satu indikator geliat industri otomotif adalah jumlah pekerja baru di pabrik mobil. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini jumlah pekerja baru di pabrik mobil sekitar 8.000 orang. Adapun total pekerja baru di industri komponen sekitar 25 ribu.  
 
"Kebutuhan tenaga kerja di industri otomotif sangat besar pada 2019. Sekitar 50-70 pabrik komponen baru, dealer, dan bengkel purna jual yang baru berdiri membutuhkan 18.000 pekerja baru," kata Bambang.  
 
Menyikapi hal itu, Kemnaker sebagai salah satu Kementerian yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Indonesia, berusaha memenuhi kebutuhan SDM dengan menjalin kerja sama dengan JICA dan ETMC Jepang.
 
Bentuk kerja sama ini berupa pengembangan pelatihan vokasi kejuruan otomotif dengan standar Toyota Jepang melalui program capacity building for instructors and development of evaluation system of automotive mechanic training (peningkatan kapasitas instuktur dan pengembangan pelatihan kendaraan mekanik).
 
"Peserta pelatihan juga mengikuti on job training (OJT) dan training di Jepang melalui proses seleksi. Selain itu 8 dari 16 instruktur yang terpilih hasil seleksi akan mengikuti training di Jepang," ujarnya.
 
Dalam pelaksanaan kerja sama teknis, ETMC akan bermitra dengan PT Hadji Kalla Toyota untuk melatih Instruktur Otomotif BLK Bantaeng.
 
Pelatihan ini meliputi pendampingan ahli yang berasal dari ETMC Japan yang ditempatkan di BLK Bantaeng.  Sebelumnya, kerja sama tahap pertama berdurasi dua tahun (Januari 2016 hingga Juli 2018) di BLK Bantaeng dan telah menghasilkan 16 lulusan program pelatihan Teknisi Otomotif Angkatan I.
 
"Saat ini enam instruktur lulusan kerja sama ini telah aktif mengajar pelatihan teknisi otomotif di BLK Bantaeng dan sepuluh pencari kerja yang dilatih langsung diterima bekerja di Toyota Kalla," ujar Dirjen Bambang.
 
Berdampak Positif
 
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan program pelatihan berdurasi tiga tahun ini akan berdampak positif pada upaya pemajuan SDM khususnya di bidang otomotif. Oleh karena itu, Pemprov Sulsel akan menyiapkan anggaran untuk menambah delapan instruktur lagi guna mengikuti training di Jepang. Sehingga, total menjadi 16 instruktur.
 
"Saya harap selesai angkatan ini, kami bisa tambah lagi supaya betul-betul menghasilkan tenaga sesuai kompetensi," kata Nurdin.
 
Senior Vice President ETMC Jepang, Hidekazu Futagami mengatakan selama dua tahun ini, instruktur yang mengikuti pelatihan tidak hanya belajar teknologi baru.
 
Peserta juga mendapatkan pelajaran memecahkan berbagain persoalan. Di antaranya pengembangan disiplin dan mengembangkan martabat atau harga diri yang baik. "Saya harap peserta menjaga disiplin dan bertanggungjawab," katanya.
 
Sementara itu, Kepala BLK Bantaeng, Muhidin menambahkan dalam kerja sama ini, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung turut memberikan bantuan peminjaman peralatan pelatihan kejuruan dan hibah bantuan peralatan dari ETMC.
 
"Seluruh peralatan tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan pelatihan para instruktur sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal," tutup Muhidin.
 
Editor: Kendi Setiawan