Bandung, NU Online

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku pada masa mudanya pernah menjadi seorang guru di sekolah Madrasah Ibtidaiyah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. 

“Saya berusaha setiap acara Ma’arif harus hadir karena saya pernah menjadi guru, meskipun di ibtidiaiyah,” katanya saat pidato di pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP Ma’arif NU dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Ma’arif NU di Hotel Jayakarta, Bandung, Selasa (27/2).  

Karena itulah, kata dia, Kemenpora membuka pintu selebar-lebarnya untuk bekerja sama dengan Ma’arif NU agar lebih bermanfaat luas. 

Menurut dia, Ma’arif NU berfungsi mengantarkan murid-muridnya ke jenjang amal perjuangan. 

Di dalam pendidikan, lanjutnya, Kemenpora bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama dengan memberikan beasiswa kepada 30 mahasiswa tahun ini. 

Kerja sama itu, sammbungnya, merupakan kelanjutan dari penandatanganan kesepahaman antara NU dan Kemenpora saat Muktamar NU di Jombang pada 2015. 

Di akhir pidatonya, ia juga menyampaikan permintaan kepada Ma’arif NU, kiai dan warga NU agar mendoakan kesuksesan penyelenggaraan Asian Games di Indonesa. 

“Karena di dalam penyelanggaraan itu, ada kader NU yang pernah menjadi guru Ma’arif NU,” katanya. (Abdullah Alawi)