Nasional

Habib Jindan: Jasa Kiai Wahab Chasbullah Dinikmati Muslim dan Non-Muslim

Ahad, 15 Oktober 2023 | 23:45 WIB

Habib Jindan: Jasa Kiai Wahab Chasbullah Dinikmati Muslim dan Non-Muslim

Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan menyampaikan ceramah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Akbar Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah, Ahad (15/10/2023) di Masjid Istiqlal Jakarta (Foto: Dok Panitia)

Jakarta, NU Online
Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan didaulat menyampaikan ceramah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Akbar Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah: 'Pahlawan Nasional, Inisiator, Pendiri dan Penggerak Nahdlatul Ulama' di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (15/10/2023). Dalam kesempatan ini, Habib Jindan menyebut jasa dan keteladanan Kiai Wahab.

 

"Kiai Abdul Wahab Chasbullah punya jasa besar untuk umat Islam, punya jasa besar untuk negeri ini. Jasanya beliau dinikmati oleh yang Muslim ataupun yang non-Muslim. Jasanya beliau dinikmati oleh yang Ahlussunnah maupun non-Ahlussunnah," ungkapnya, di depan ribuan jamaah.

 

Cucu dari Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, seorang pejuang dakwah di Betawi yang berjuluk 'Singa Podium', ini juga mengungkap sosok Mbah Wahab. Menurutnya, beliau adalah seorang aalim (berilmu), aamil (mengamalkan ilmunya), sufi (zuhud), yang bermazhab Syafii, beraqidah Sunni Asy'ari, dan juga mengikuti  jalan Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali ra.


"(Kiai Wahab) Menghabiskan waktunya dengan ilmu, dengan dakwah, dan memberi manfaat kepada umat, berguru dari satu ulama kepada ulama lainnya. Dan terutama kepada guru besar beliau Kiai Kholil Al-Bangkalani dan juga Kiai Hasyim Asyari, dan segenap para ulama, para masyayikh. Subhanallah," ucap Habib Jindan, terkagum.


Alumnus Darul Musthafa, Tarim, Hadramaut, Yaman, itu juga mengatakan bahwa Kiai Wahab memiliki hubungan erat dengan kakeknya, Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. "Sebagaimana Al-Jadd Al-Habib Salim punya hubungan yang erat dengan Kiai Hasyim Asy'ari, dan juga dengan Kiai Abdul Wahab. Sebab berguru kepada guru yang sama: Kiai Kholil bin Abdul Lathif Al-Bangkalani," ungkapnya.

 

Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah, Tangerang, Banten itu pun berharap, agar derajat mereka diangkat di sisi Allah Swt. "Mudah-mudahan Allah taala angkat derajat mereka, Radhiyallahu anhum waridlahum," doanya.

 

Pendakwah kelahiran Sukabumi, 21 Desember 1977 ini lalu mengisahkan kakeknya: Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Dikatakannya, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan adalah seorang muhaddits yang meriwayatkan hadits, musnid pada zamannya. Para ulama-ulama besar banyak berguru kepadanya.


"Termasuk di antara muridnya adalah As-Sayyid Muhammad bin Alwy bin Abbas Al-Maliki. Dan juga mengambil ijazah dari beliau para ulama dari Timur Tengah, termasuk Sayyid Alwy bin Abbas Al-Maliki, saling bertukar ijazah dengan beliau. Dan juga Al-Habib Salim bin Hafidz, kakeknya Habib Umar, saling bertukar ijazah dengan beliau," ungkapnya.


"Dan mereka semuanya terhubung sanadnya kepada Kiai Kholil Al-Bangkalani, bermuara kepada para ulama-ulama Indonesia yang ber-keilmuan yang tinggi, yang takwa, yang takut kepada Allah Swt," ucap Habib Jindan.