Nasional

Hadapi Persoalan Bangsa, Khofifah Ajak Perbanyak Munajat

Senin, 1 Mei 2017 | 06:05 WIB

Tasikmalaya, NU Online
Berkaitan dengan tugas keluarga, hukum Islam telah mewajibkan kepada bapak untuk mengurus semuanya, tapi bukan berarti ibu lepas tanggung jawab. Ini muhasabah kita bersama, namanya muhasabah berarti saling koreksi, saling introspeksi, saling refleksi, bukan beraksi. tidak kalah pentingnya menjaga pertahanan nasional harus dimulai dari pertahanan keluarga. 

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa di depan ribuan jama'ah Muslimat NU dalam mauidzah hasanah-nya pada peringatan harlah ke-94 NU dan ke-71 Muslimat sekaligus peringatan Isra Mir'aj di Mesjid Agung Kota Tasikmalaya, Ahad (30/4). 

"NU punya tugas berat, Muslimat juga punya tugas berat, tugas berat kita menjaga bangsa, menjaga negara, menjaga umat. Jadi kalau ada TNI, maka Banser, warga NU, Muslimat ya jadi TNU, ya tentaranya NU," ujar Menteri Sosial RI ini.

Dengan mengutip Al-Qur'an surat al-Anfal  Ayat 9, Khofifah mengatakan, “Hari ini kita bisa melakukan apa? Apakah ibu-ibu bawa senjata, bukan saatnya, senjata kita puasa kita, senjata kita adalah amaliyah kita, senjata kita adalah amal shaleh kita. kita bersama-sama munajat.”

Khofifah menjelaskan, hal ini dilakukan supaya Allah menurunkan bala tentara malaikat untuk membantu bangsa supaya rukun, untuk membantu bangsa agar tidak saling adu domba, untuk membantu bangsa supaya damai.

"Kiai-kiai, ulama-ulama, dan ajengan-ajengan selalu menyampaikan bagaimana kita ini bisa menguatkan Ahlusunnah wal Jama'ah. Di sisi lain ada ahli fitnah wal jama'ah, ini PR kita. Saya pagi-pagi tadi saja terima hoaks, Kasihan kan rakyat disuguhi fitnah-fitnah seperti ini terus,” keluh Perempuan kelahiran 19 Mei 1965 ini.

Dia juga mengungkapkan soal keberagaman di Indonesia. "Hubungan intern umat beragama harus kita tata, hubungan antarumat beragama juga harus kita tata. Hubungan intern itu Islam dengan Islam, yang tahlil dan yang gak suka tahlil, yang mau Maulid dan yang anti-Maulid, yang mau manakib dan yang antimanakib, tidak boleh bertengkar. minna..minhum...wah berantakan bangsa ini," ungkapnya.

Di akhir tausiyahnya, Khofifah mengingatkan supaya bercermin pada perpecahan di Timur Tengah, di mana persatuan dan kedamaian sulit dicapai karena kepentingan tertentu.

"Jangan sampai perpecahan terjadi di negara kita tercinta Indonesia. Semoga ahli fitnah itu diberi hidayah serta NU dengan usia yang hampir seabad, diiringi dengan kualitas juga, kualitas akademisi NU. Secara kuantitatif sudah, secara kualitatif, itu yang kita usahakan," tandasnya.

Hadir dalam acara tersebut, Rais Syuriyah KH Aban Bunyamin, Ketua Tanfidziyah PCNU KH Didi Hudaya,  Mustasyar yang juga Walikota Tasik Budi Budiman, Ketua Muslimat Jawa Barat Hj Ela Giri Komala, serta para ketua badan otonom NU dan para tokoh Nahdlatul Ulama Kota Tasikmalaya. (Arif/Mukafi Niam) 


Terkait