Indonesia Sudah Terima Hasil Investigasi Saudi soal Kekacauan di Muzdalifah
Kamis, 27 Juli 2023 | 19:00 WIB
Jamaah haji sedang mabit di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah 1444 H, persisnya sejak 27 Juni petang hingga 28 Juni 2023. (Foto ilustrasi: MCH)
Jakarta, NU Online
Pemerintah Indonesia sudah menerima hasil investigasi yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terkait problem layanan bagi jamaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk otoritas Arab Saudi.
Problem paling dirasakan jamaah terjadi di Muzdalifah, yakni ketika ada keterlambatan pengangkutan jamaah menuju Mina sehingga membuat banyak dari mereka terlantar di bawah terik Matahari. Jamaah juga mengalami terhambatnya pasokan makanan dan minuman. Tak hanya Indonesia, masalah ini juga dikeluhkan jamaah asal negara-negara lain, seperti Malaysia, Libya, Nigeria, dan Singapura.
"Kami sudah menerima hasil investigasi dari pemerintah Saudi atas kejadian di Muzdalifah, Arafah, dan Mina," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas selepas menyambut kedatangan petugas haji di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, Kamis (27/7/2023).
Namun demikian, pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini mengaku pihaknya masih mempelajarinya. Menurutnya, hasil investigasi tersebut panjang dan pada waktunya nanti temuan-temuan itu akan disampaikan ke publik.
"Kami menangkap konklusinya bahwa investigasi yang dilakukan KPK sana, yakni Nazaha Saudi (lembaga pemberantasan korupsi), mereka memang menemukan kekurangan-kekurangan pelayanan yang disediakan pihak ketiga yang ada di Saudi," ujarnya.
Masyariq Jadi Sorotan
Sejak awal, Kementerian Agama RI menyoroti Masyariq sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas sejumlah masalah yang mewarnai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina. Masyariq adalah perusahaan penyedia layanan di Masya’ir (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) untuk jamaah haji. Masyariq merupakan pengembangan bentuk kelembagaan dari muasasah.
Sebelum 2022, penyedia layanan bagi jamaah haji Indonesia di Masyair dikenal dengan nama Muasasah Asia Tenggara (Muasasah Janub Syarq Asia). Saat itu, pelayanannya terbatas kepada negara-negara Asia Tenggara. Setelah menjadi perusahaan, namanya berubah menjadi Masyariq dan layanannya lebih luas, tidak terbatas negara Asia Tenggara tapi juga bisa untuk kawasan lainnya.
Beberapa persoalan yang muncul antara lain adalah tenda Arafah yang sempat dimasuki jamaah nonkuota, keterlambatan pemberangkatan dari Muzdalifah ke Mina sehingga jamaah kepanasan, masalah saluran air bersih dan sanitasi di Mina, hingga keterlambatan katering untuk jamaah haji.
Seperti diwartakan sebelumnya, Kemenag RI dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi membentuk Tim Investigasi untuk menangani masalah layanan selama fase Masyair. Ikhtiar ini disepakati setelah Menag Yaqut dan Menteri Taufiq F Al-Rabiah bertemu pada 30 Juni 2023 di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.