Nasional

Ini Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab: Bisa Kabulkan Hajat, Permudah Urusan, hingga Jernihkan Hati

Ahad, 26 Januari 2025 | 12:30 WIB

Ini Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab: Bisa Kabulkan Hajat, Permudah Urusan, hingga Jernihkan Hati

Ilustrasi bulan Rajab. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Pakar sejarah klasik berbeda pandangan soal waktu terjadinya Isra’ Mi’raj. Ada yang berpendapat terjadi di bulan Rabi’ul Awal, Rabiul Akhir atau Rajab. Meski demikian, pendapat yang paling kuat mengatakan bahwa peristiwa itu bertepatan pada 27 Rajab.


Hal itu sebagaimana diungkapkan Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Durjan Kokop Bangkalan, Jawa Timur Sunnatullah dalam tulisannya di NU Online yang berjudul Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab untuk Kabulkan Segala Hajat


“Hanya saja, dari semua pendapat tersebut yang paling kuat adalah yang mengatakan terjadi pada bulan Rajab, tepatnya pada malam Sabtu, tanggal 27 Rajab tahun kesepuluh setelah kenabian (nubuwah),” tulis Sunnatullah, dikutip pada Ahad (26/1/2025).


Sunnatullah mengatakan, salah satu anjuran untuk memuliakan Rajab, terutama berkenaan dengan Isra’ Mi’raj adalah memperbanyak panjatan doa kepada Allah. Amalan ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri dalam karyanya, Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar.


“Barangsiapa yang membaca doa ini pada malam 27 Rajab, kemudian meminta kepada Allah (untuk dipenuhi) kebutuhannya, maka akan dipenuhi kebutuhannya dengan izin Allah," demikian dikutip Sunnatullah.


Adapun teks doa yang dianjurkan untuk mengamalkannya saat malam 27 Rajab ialah sebagai berikut:


اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ يْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ


Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn.


Artinya, “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”


Sunnatullah pun menjelaskan bahwa faedah dari pembacaan doa ini yakni hajatnya dikabulkan, dipermudah segala urusan hingga menjernihkan hati seseorang. Ia menukil faedah ini dari Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i.


“Beliau mengatakan bahwa siapa saja yang membacanya pada tanggal 27 Rajab, kemudian menyebutkan hajatnya kepada Allah, maka Dia akan mengabulkan segala hajatnya, melapangkan urusannya, dan menghidupkan hatinya ketika hati-hati manusia sudah mulai mati,” terang Sunnatullah.


Tak kalah penting, bertepatan dengan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah ke Masjidil Aqsa lalu ke Sidratul Muntaha, amalan yang juga dianjurkan adalah membaca sejarah tentang Nabi Muhammad. Hal ini tak lain untuk membangun kedekatan dengan Nabi terakhir itu.