Istikmal, LF PBNU Umumkan Awal Jumadal Ula 1445 Jatuh pada Ahad, 3 November 2024
Sabtu, 2 November 2024 | 07:00 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan bahwa awal bulan Jumadal Ula 1446 H jatuh pada besok, Ahad, 3 November 2024 M.
Hal tersebut disampaikan melalui Pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tentang Awal Jumadal Ula 1446 H dengan Nomor 7/PB.08/A.II.01.13/13/11/2024 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Jumat (1/11/2024).
Keputusan tersebut didasari hilal yang masih di bawah ufuk di seluruh Indonesia pada Jumat, 29 Rabiul Akhir 1446 H atau bertepatan dengan 1 November 2024 M
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Jumadal Ula 1446 H bertepatan dengan Ahad Wage 3 November 2024 M (mulai malam Ahad) atas dasar istikmal," tulis pengumuman tersebut.
LF PBNU mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal ini.
LF PBNU juga mengharapkan jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Jumadal Ula 1446 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing-masing.
Sebagai informasi, hilal 29 Rabiul Akhir 1446 H yang bertepatan dengan Jumat Pahing, 1 November 2024 M menunjukkan hilal sudah masih di bawah ufuk. Hal ini berarti hilal belum memenuhi kriteria imkanurrukyah untuk seluruh wilayah Indonesia.
Tinggi hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan -3 derajat 10 menit, sedangkan ketinggian hilal terkecil terjadi di Jayapura, Provinsi Papua dengan -4 derajat 33 menit.
Adapun di titik Jakarta dengan markaz Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT), tinggi hilal baru mencapai –3 derajat 14 menit 20 detik.
Sementara ijtima' (konjungsi) terjadi pada Jumat Pahing 1 November 2024 M pukul 19:45:55 WIB. Posisi matahari terbenam berada di titik 14 derajat 50 menit 59 detik selatan titik barat.
Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.