Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU menggelar Silaturahim Nasional (Silatnas) Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) di Pusdiklat Kemnaker, Makasar, Jakarta Timur, Ahad (29/11). Kegiatan yang dihadiri oleh 29 Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU se-Indonesia ini dilakukan secara online dan diikuti oleh sebagian pengurus PP Fatayat NU dan DKI Jakarta secara offline.
Ketua Umum (Ketum) PP Fatayat NU, Anggia Ermarini mengatakan, tantangan dakwah kini semakin kompleks. Perubahan sosial masyarakat saat ini yang cenderung mencari pengetahuan agama lewat internet menjadi tantangan tersendiri bagi para pendakwah. Karenanya, para daiyah Fatayat NU harus terus berbenah untuk mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman.
Ia juga mendorong agar Fordaf harus memiliki strategi dakwah yang bisa diterima oleh berbagai kalangan, terutama masyarakat urban, sehingga dakwah NU yang senantiasa menyebarkan ajaran Islam rahmatan lil alamin semakin diminati.
"Maka sangat penting Fordaf NU mengembangkan, mengkaji ulang, mengupgrade, dan menginisiasi baru metode dan kemasan dalam berdakwah yang kekinian," jelasnya.
Secara umum, ia menyebut Silatnas Fordaf kali ini menghasilkan lima item rekomendasi untuk merespons perkembangan dakwah di tubuh Fatayat NU.
Pertama, pembentukan Fordaf di semua tingkatan kepengurusan Fatayat NU, yakni di tingkat Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Anak Cabang (PAC), dan Pimpinan Ranting (PR).
Kedua, melakukan penguatan kompetensi daiyah Fatayat NU baik kapasitas skill dakwah maupun konten atau substansi dakwah berlandaskan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Ketiga, digitalisasi dakwah Fordaf Fatayat NU.
Keempat, penguatan jaringan dengan berbagai stakeholder terkait dalam rangka penguatan Fordaf Fatayat NU.
Kelima, membuat produk-produk dakwah Fordaf Fatayat NU dalam berbagai bentuk baik hard maupun soft copy.
Editor: Syamsul Arifin