Jakarta, NU Online

Kantor Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU) menjadi rumah bersama. Gedung yang beralamat di Jl Kramat Raya Nomor 164, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat itu setiap hari kedatangan tamu. Mereka yang berkunjung bukan hanya warga NU dan Muslim, melainkan dari luar agama Islam, bahkan pemimpin-pemimpin negara luar.

Tujuan kunjungannya beragam: mulai dari sekadar silaturahim, membahas kondisi bangsa atau dunia Islam terkini, hingga non-Muslim yang hendak memeluk agama Islam.

Ya. Selama kurun waktu 2019, NU Online mencatat begitu banyak orang yang masuk Islam melalui PBNU, khususnya lewat bimbingan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Masuk Islam Di bawah Bimbingan Kiai Said

Mereka yang masuk Islam melalui bimbingan Kiai Said, di antaranya dua warga Jepang masing-masing bernama Keisuke Fukui dan Sugimoto. Keduanya mengikrarkan dua kalimat syahadat, Sabtu (25/5) sore di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Sebulan kemudian, lima warga negara Jepang atas nama Kumiko Kojima, Shinya Konishi, Shiro Miyake Shigeto Saito, dan Kazuhiro Yano juga di bawah bimbingan Kiai Said membaca dua kalimat syahadat di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (24/6).

Sehari setelah itu, Selasa (25/6), di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, di bawah bimbingan Kiai Said, pria dari Bekasi atas nama Nindito Adisuryo (29) mengikrarkan diri menjadi Muslim.

Di waktu lain, seorang warga Jepang atas nama Nama Kazushige Kobayashi juga berikrar memeluk agama Islam di bawah bimbingan Kiai Said. Prosesi berlangsung di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (19/10) sore.

Selain Kiai Said, prosesi masuk Islam juga dilakukan pengurus PBNU lainnya, seperti oleh Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani dan Sekjen PBNU H Helmy Faisahl Zaini serta pengurus Lembaga Dakwah PBNU.

Melihat orang antusias memeluk Islam melalui PBNU, pada akhir Agustus 2019 dibentuklah Muallaf Center PBNU. Organisasi yang berada di bawah naungan Lembaga Dakwah PBNU ini menjadi wadah konsultasi bagi masyarakat yang hendak masuk Islam atau ingin mendalami Islam bagi yang baru masuk Islam. 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi