Katana, Upaya Cegah Risiko Bencana oleh Keluarga, Berikut Langkahnya
Selasa, 4 Juli 2023 | 07:00 WIB
Simulasi penanganan dampak bencana pada kegiatan Pelatihan Jurnalis Tangguh Bencana, Ahad (25/6/2023). (Foto: dok istimewa)
Jakarta, NU Online
Gempa bumi berkekuatan 6,0 skala richter (sebelumnya disebut 6,4 SR), berpusat di 86 kilometer barat daya dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi pada Jumat (30/6/2023). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merlilis gempa dirasakan hingga beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim), dan Jawa Barat (Jabar)
Gempa bumi adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. BNPB menyebutkan secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
“Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat,” tulis BNPB.
Bencana gempa bumi di Bantul bukan satu-satunya gempa bumi yang terjadi baru-baru ini. Data terkini peristiwa bencana alam gempa bumi yang dirasakan dapat dilihat pada tautan ini. Berdasarkan data tersebut, pada Senin (3/7/2023) kemarin, terjadi dua kali gempa bumi. Hari sebelumnya, Ahad (2/7/2023) terjadi 3 kali gempa bumi. Demikian juga pada hari-hari sebelumnya, data menunjukkan banyak kejadian bencana gempa bumi di Indonesia.
Banyaknya data bencana alam gempa bumi, jelas harus disikapi dengan kewaspadaan untuk mengantisipasi risikonya, mengingat gempa bumi datang pada waktu yang tidak terduga, demikian juga besarnya magnetudo setiap gempa bumi.
Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Hadi Sutrisno, menegaskan perlunya masyarakat untuk bersiap-siap menghadapi risiko bencana. Langkah antisipasi ini perlu dilakukan setiap keluarga. BNPB menjadikan keluarga tangguh bencana (Katana) sebagai isu utama untuk menumbuhkan kesadaran setiap keluarga mewaspadai bencana.
Saat Pelatihan Jurnalis Tangguh Bencana yang dihelat di Jakarta pada 23-25 Juni 2023, Hadi membeberkan 12 poin persiapan untuk membentuk keluarga yang tangguh bencana. Keduabelas poin tersebut adalah:
- Mengetahui ancaman bencana yang dapat terjadi di sekitar mereka
- Mengetahui cara melindungi diri jika terjadi bencana
- Mengenali bagian dari dalam rumah yang dapat dijadikan sebagai perlindungan
- Menghindari bagian di dalam rumah yang berisiko membahayakan
- Mengetahui jalur evakuasi
- Mengetahui titik kumpul di luar rumah yang telah disepakati
- Menyiapkan perlengkapan standar darurat bencana untuk keluarga
- Mencatat nomor telepon setiap keluarga
- Mencatat nomor telepon penting terkait aktivitas setiap anggota keluarga
- Mempraktikkan rencana kesiapsiagaan keluarga yang telah disepakati
- Memperbaiki kekurangan yang terjadi saat praktik rencana kesiapsiagaan keluarga
- Menyesuaikan kembali perencanaan sesuai kondisi terakhir ancaman bencana perubahan anggota keluarga serta kondisi rumah.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin