Kirim Surat ke Pemerintah, PMII Dukung Kiai Abbas Buntet Jadi Pahlawan Nasional
Kamis, 18 Januari 2024 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendukung KH Abbas Abdul Jamil dari Pondok Buntet Pesantren Cirebon menjadi pahlawan nasional. Dukungan tersebut disampaikan melalui pengiriman surat secara resmi kepada Kementerian Sosial baru-baru ini.
"PB PMII mendukung sepenuhnya Kiai Abbas menjadi Pahlawan Nasional. Kami juga sudah membuat surat resmi yang ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Ini merupakan hal yang penting, sebagai bukti bahwa kaum santri berperan secara nyata dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia," kata Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri, pada Kamis (18/1/2024).
PMII menilai, ulama kharismatik yang dikenal ahli bela diri ini memiliki peran yang amat besar dalam mendidik anak bangsa dan upayanya dalam mempertahankan NKRI dari ancaman penjajah. Tak ayal, pihaknya mendukung sepenuhnya dorongan KH Abbas Abdul Jamil menjadi pahlawan nasional.
Alumnus Universitas Duisburg Essen, Jerman ini menegaskan bahwa Kiai Abbas, memiliki kontribusi yang nyata untuk bangsa dan negara ini, terutama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Pasalnya, Kiai Abbas dikenal sebagai ulama yang memiliki peran sentral utamanya dalam pertempuran 10 November di Surabaya. Karena kepiawaiannya dalam ilmu bela diri, Kiai Abbas dijuluki sebagai "Singa Jawa Barat".
Saat itu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari menunggu kedatangan Kiai Abbas dari Cirebon. Setelah kedatangan Kiai Abbas di Surabaya, barulah penyerangan dimulai, dan Kiai Abbas ditunjuk sebagai Panglima tempur dan memimpin secara langsung pertempuran di garis terdepan.
Hal tersebut merupakan teladan bagi masyarakat Indonesia secara umum. Bagaimana tidak, selain sebagai ulama yang memiliki peran penting dalam syiar dan pendidikan Islam, Kiai Abbas juga mengorbankan segenap jiwa raganya untuk berperang melawan penjajah.
Dari sisi pendidikan, Kiai Abbas juga mengasuh Pondok Buntet Pesantren, meneruskan kepemimpinan ayahnya, Kiai Abdul Jamil. Kiai Abbas pun menjadi sosok pembaharu dalam dunia pendidikan. Pasalnya, saat banyak pesantren belum menerima pelajaran umum dan pendidikan formal, Kiai Abbas tampil dengan mendirikan Madrasah Abnaul Wathan yang kemudian berubah menjadi Madrasah Wathaniyah. Mereka juga tidak hanya belajar di dalam asrama, tetapi sudah ditempatkan di satu gedung khusus.
Karenanya, pria yang akrab disapa Gus Abe itu berharap, upaya yang dilakukan PB PMII semakin memperkuat bagaimana peran santri dan kiai dalam upayanya menjaga NKRI dari berbagai ancaman. Tak hanya itu, sikap mengayomi dan memberikan pendidikan untuk masyarakat dari seorang Kiai Abbas sangat layak dijadikan teladan oleh anak bangsa.
"Beliau ulama kharismatik yang memiliki peran besar untuk bangsa ini, sangat layak dijadikan pahlawan," tuturnya.
Untuk diketahui, saat ini proses pengajuan Kiai Abbas menjadi pahlawan nasional ini sudah pada tahap pengkajian di tingkat provinsi Jawa Barat, melalui Tim Pengkaji Gelar Daerah Jawa Barat (TP2GD). Hal ini berarti selangkah lagi memasuki tahap final sebelum Kiai Abbas ditetapkan menjadi pahlawan nasional secara resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia.