Nasional

Masyarakat Diminta Terlibat Pemantauan Medsos untuk Tekan Hoaks

Rabu, 30 Januari 2019 | 10:50 WIB

Jakarta, NU Online
Untuk mengurangi derasnya arus kebohongan atau konten hoaks dan narasi kebencian di media sosial perlu adanya partisipasi dari masyarakat langsung dalam memantau konten media sosial. Pendapat ini dikemukakan oleh Pakar Hukum Prof Syaiful Bakhri MH. Ia menyebut bahwa dunia maya tidak bisa dibiarkan tanpa pengawasan ketat dari masyarakat, sebab mereka terdampak langsung dari ‘polusi’ media sosial.

Salah satu cara yang bisa dilakukan menurutnya adalah dengan pemantauan ketat di media sosial. “Saya rasa itu akan sangat efektif untuk meredam narasi-narasi yang tidak baik di medsos, terutama saat hiruk pikuk tahun politik sekarang ini,” ujar Syaiful Bakhri, Rabu (30/1).
 
Partisipasi yang dimaksudkannnya seperti siskamling medsos yang merupakan ajakan bagi para netizen cerdas dan peduli untuk menjaga lingkungan dunia maya dengan memantau, melaporkan dan mereduksi narasi kebencian. Tujuannya agar konten yang ‘tidak baik’ di media sosial bisa dikurangi sehingga tidak mengganggu interaksi dan komunikasi antara netizen.
 
Siskamling di media sosia baru akan efektif bila masyarakat memiliki pendidikan literasi yang baik, baik pendidikan umum maupun agama. Dengan begitu, masyarakat bisa menyusun narasi-narasi kebenaran dan kedamaian untuk menurunkan tensi masyarakat dengan modal keilmuan, kebajikan, dan pesan moral dalam kitab suci.
 
“Saya rasa itu akan sangat efektif untuk meredam narasi-narasi yang tidak baik di medsos, terutama di hiruk pikuk tahun politik sekarang ini,” ujar Syaiful.
 
Menurutnya, lembaga pendidikan dapat berperan untuk membantu masyarakat mencerdaskan kehidupan penggunaan media sosial yang edukatif dan tidak provokatif untuk menjaga kehidupan yang selaras di tengah iklim politik. 

Di samping itu, setiap tahunnya pengguna internet di Indonesia meningkat luas. Menurut data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna data tahun 2017 berjumah 143, 26 juta dari 262 juta jiwa penduduk Indonesia. Angka itu meningkat dari tahun 2016, 132 juta dan 110 juta dari tahun sebelumnya. (Ahmad Rozali)


Terkait