Rembang, NU Online
Tim Kirab Satu Negeri (KSN) Gerakan Pemuda Ansor melintasi wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Senin (15/5) siang. Kirab dilakukan dengan membawa 17 pataka atau bendera Merah Putih. Pataka yang melintasi Rembang ini sebelumnya diberangkatkan dari salah satu pulau terdepan Indonesia, yakni Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Kirab disambut dengan bendera merah putih sepanjang seribu meter yang dibentangkan dari gapura perbatasan Jatim-Jateng. Pataka diserahterimakan peserta kirab dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di kawasan tugu perbatasan dengan Jawa Tengah melalui prosesi apel.
Hadir Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur Moh Abid Umar, Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly, Kasatkorwil Banser Jateng Muchtar Makmun, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Rembang Hanies Cholil Barro', serta para tokoh agama dan masyarakat di Kecamatan Sarang.
Malam harinya, tim Kirab Satu Negeri juga singgah di kediaman KH Maimoen Zubair, Pendapa Museum Kartini Rembang, kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri. Baik KH Maimoen Zubair maupun KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sangat mendukung dan mendoakan pelaksanaan Kirab Satu Negeri yang diadakan GP Ansor semoga mendapat manfaat bagi masyarakat luas.
Selain mendoakan, Gus Mus, pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Thalibien, Rembang, berpesan kepada generasi muda khususnya Gerakan Pemuda Ansor.
“Ada tiga poin penting, yakni supaya generasi muda seperti Ansor dan Banser tetap menjaga nilai kemanusiaan, keislaman, dan nilai ke-Indonesiaan,” ujar Gus Mus didampingi KH Yahya Cholil Staquf, Katib Aam PBNU, yang juga salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Senin (15/5) malam.
Gus Mus mengatakan, penerus bangsa dari Gerakan Pemuda Ansor tersebut diajak untuk mengingat dan mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada manusia. Menurut Gus Mus, terkadang manusia lupa mensyukuri nikmat Allah karena tidak sadar akan nikmat yang telah Tuhan limpahkan.
“Mensyukuri nikmat diperlukan sebuah kesadaran atas nikmat yang telah Allah karuniakan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Rembang Hanies Cholil Barro' mengatakan, Kirab Satu Negeri digelar secara serentak untuk menolak ancaman kedaulatan bangsa dari kelompok-kelompok yang ingin mengubah konsensus nasional atas nama agama.
"Konsensus nasional itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus kita jaga. Masyarakat jangan terpecah karena kelompok-kelompok tertentu, apalagi yang mengatasnamakan kelompok agama. Kelompok-kelompok itu tidak boleh dibiarkan berkembang, karena merasa besar dan benar dengan pemahaman sempit sebenarnya," terangnya.
Selain itu, lanjut Hanies, Kirab Satu Negeri ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia berhasil merawat perbedaan, keberagaman, dan perdamaian.
"Kami ingin berikan inspirasi kepada dunia dengan keberagaman dan kebhinnekaan yang dimiliki, dengan segala perbedaan, Indonesia bisa damai, tenteram, bersatu, tidak ada gangguan, dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah yang satu suku dan agama, tetapi berperang hingga hari ini," tandasnya.
Selanjutnya dari Rembang, Kirab Satu Negeri akan melintasi Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Demak, Semarang, dan Magelang.
Kirab Satu Negeri dimulai serentak di Merauke Papua, Rote NTT, Miangas Sulawesi Utara, Nunukan Kalimantan Utara, dan Sabang Aceh. Kegiatan yang diikuti 1.945 peserta ini direncanakan berakhir di Yogyakarta pada 26 Oktober 2018, di mana akan digelar Apel Kebangsaan yang melibatkan sekitar 100.000 anggota Banser dan dihadiri Presiden Joko Widodo. (Red: Ahmad Rozali)