Nasional

Menaker Serukan Pemuda Lawan Radikalisme, Ekstrimisme dan Tingkatkan Daya Saing

Sabtu, 28 Oktober 2017 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online
Di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober,  Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyerukan kepada 5.000 mahasiwa untuk meningkatkan daya saing dengan belajar dan bekerja lebih keras agar menjadi pribadi yang berdaya saing dan kompeten di atas standar. 

Menteri Hanif juga mengajak mahasiswa untuk terus menggelorakan semangat kebangsaan dan toleransi agar persatuan dan kesatuan bisa dikokohkan di atas semua perbedaan yang ada. Lawan segala bentuk upaya memecah belah bangsa dan  berbagai bentuk ekstrimisme dan radikalisme.

Seruan di tengah guyuran hujan tersebut disampaikan oleh Menaker Hanif kepada 5000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, saat memberikan kuliah akbar Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme di stadion Sumantri Brojonegoro, kawasan  Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10).

"Persatuan itu modal kita untuk membangun. Persatuan juga modal untuk menjadi bangsa yang besar. Persatuan itu modal kita untuk maju. Tidak ada gunanya membangun, kalau kita tidak bersatu. Tidak ada gunanya kita melakukan banyak hal kalau bersatu saja tidak bisa,” kata Hanif.

“Apakah anda semua para pemuda siap untuk bersatu?" Tanya Hanif.

"Siaap," jawab serentak ribuan mahasiswa. 

"Apakah Anda semua para pemuda siap untuk bersatu untuk Indonesia?" tanya Menaker lagi. Mahasiswa menjawab kompak, "Siaaap."

Pada momentum Sumpah Pemuda ini, Menaker juga mengajak mahasiswa untuk melawan berbagai bentuk pemikiran yang ingin memecah belah bangsa. 

"Harus dilawan berbagai upaya pikiran yang berusaha memecah belah sebagai bangsa,” katanya.

Menaker meyakini apabila seluruh mahasiswa bersatu maka daya Indonesia semakin kuat. Karena di era persaingan, semuanya serba persaingan. 

“Generasi muda harus meningkatkan daya saing dengan belajar dan bekerja lebih keras agar menjadi pribadi yang kompeten di atas standar,” kata Hanif.

Karena itulah, Hanif mengingatkan mahasiswa sebagai kaum muda untuk meningkatkan daya saing agar menang di era persaingan. 

"Syaratnya adalah anak-anak muda Indonesia harus di atas standar. Kalau di atas standar pasti menang," katanya.

Dengan mengokohkan daya saing SDM sekaligus soliditas dan solidaritas sebagai bangsa untuk menghalau berbagai ekstrimisme dan radikalisme, Menaker Hanif meyakini Indonesia akan menjadi negara kuat, pertumbuhan ekonomi meningkat dan berpandangan moderat, toleran, welas asih dan tenggang rasa serta santun di dalam bermasyarakat.

Di akhir sambutan, Menaker memohon doa kepada 5000an mahasiswa agar Presiden Joko Widodo dan seluruh jajarannya diberikan kekuatan untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, damai, dan bisa memberi ruang hidup bagi zaman now. 

"Saya berpesan kepada adik-adik mahasiswa untuk terus bersama-sama, bekerjasama mengawal semua komunitas, semua ruang dengan pelbagai bentuk intervensi pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan moderat dan toleran. 

"Agar ini menjadi citarasa Indonesia. Jangan sampai sekelompok kecil orang mengganggu citra Indonesia yang damai, toleran," tegasnya.

Menaker Hanif mengungkapkan ada 21 juta angkatan kerja usia muda. Namun sekitar  14 juta memiliki potensi untuk radikalisme, dan itu harus diantisipasi bersama-sama baik oleh pemerintah, kampus dan pemuda serta semua entitas bangsa agar Indonesia bemar-benar menjadi negara dan bangsa yang semua untuk semua.

“Indonesia akan tumbuh jadi negara kuat disegani negara-negara lain," pungkasnya. (Red: Kend Setiawan)
 


Terkait