Menteri Khofifah Rangkul Ulama Terkait Program Pengalihan Subsidi BBM
Sabtu, 29 November 2014 | 14:01 WIB
Depok, NU Online
Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa merangkul para Ulama untuk mensosialisasikan program pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Terlebih lagi, pengurangan tersebut telah menimbulkan goncangan dan dampak bagi warga miskin.
<>
Menurutnya, melalui Program Keluarga Harapan (PKH) diyakini menjadi penguat atas keberlanjutan mencapai kebutuhan dasar, seperti sekolah, ekonomi rumah tangga, serta layanan kesehatan. Terlebih lagi, di kalangan para Ulama biasa bersentuhan dan mengelola diniyah atau madrasah. Untuk itu, mereka bisa merespon dan memberikan data siswa di madrasah yang mungkin di lingkungannya tidak terdaftar formal dalam pendidikan atau di bawah umur 18 tahun.
"Tentunya, bisa diintegrasikan melalui Kementerian Agama. Harapannya, supaya dapat Kartu Indonesia Pintar supaya dapat dana operasional dan agar dapat dana tunjangan fungsional. Kategori itu kan sudah ada di Mendibud dan Menag. Kita dari Kemensos hanya approfal jumlahnya. Tapi, pendataannya di Dikbud dan Depag. Kalau yayasan langsung ke Kementerian Sosial atau mendapat rekomendasi dari Dinas Sosial tingkat 2,"ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional Jam'iyyatul Qurro' wal Huffazh Nahdlatul Ulama dan Peresmian Gedung Al-Qur'an Centre, Al-Hikam, Beji.
Menurutnya, pada tahun 2015 alokasi untuk KIP sebesar 16,5 juta. Dengan jumlah tersebut, dia mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta anggaran agar dinaikkan menjadi 20 juta dengan asumsi cakupannya diperluas. Padahal, tahun 2014 sebanyak 11,5 juta dan tak terserap sebesar 4,5 juta.
"Ini PR kita bagaimana agar bisa dipercepat. Saya mencontohkan, Menkumham saja minta untuk 160 ribu narapidana agar mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan dapat 30 ribu. Kalau dulu semuanya berbasis rumah tangga. Sekarang cakupannya luas sampai anak drop out dan anak terlantar,"paparnya.
Mimpi Khofifah
Dirinya berimpi saat berada di tim transisi, agar pendidikan Diniyah, Madrasah dan ustad bisa menjadi target. Terlebih lagi, peran dan posisinya sangat strategis. Yaitu mewujudkan Islam Rahmatan lil 'Alamin (Islam rahmat bagi alam semesta).
"Perannya agar bisa dirasakan sampai ke Asia. Mestinya ini kita tangkap dalam mewujudkan peradaban keemasan Islam Rahmatan lil Alami di Asia. Kalau teror bom, kan bukan dari Islam. Sebagai catatan peradaban Islam tampak di Pesantren yang menghadirkan Islam penuh damai," paparnya.
Dalam acara tersebut, selain para alim ulama juga tampak hadir Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin juga menjadi narasumber. (aan humaidi/mukafi niam)