Nasional

Miliki Pemikiran Hebat tentang Tatanan Dunia, Mbah Wahab Disebut Wali Peradaban

Ahad, 12 Juni 2022 | 07:00 WIB

Miliki Pemikiran Hebat tentang Tatanan Dunia, Mbah Wahab Disebut Wali Peradaban

Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa saat haul ke-51 KH A Wahab Hasbullah di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (11/6/2022).

Jombang, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa menyebutkan bahwa inisiator dan pendiri Nahdlatul Ulama KH A Wahab Hasbullah sebagai wali peradaban.


Pernyataan ini dirujukkan ke buku karya Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang berjudul Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).


Di dalam buku tersebut berisi gagasan dan ide Gus Yahya tentang sejarah awal NU berdiri hingga tujuan NU didirikan.


“Dalam buku Gus Yahya, saya sempat baca dan garis bawahi di halaman 52, Gus Yahya menyebut Mbah Wahab adalah wali peradaban kehidupan manusia yang terus berputar dan berubah,” katanya saat haul ke-51 KH A Wahab Hasbullah di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (11/6/2022).


Ia menjelaskan, penyebutan KH A Wahab Hasbullah sebagai wali peradaban tidaklah berlebihan karena beliau punya peran besar dalam tatanan dunia baru, khususnya dunia Islam.


Di era Mbah Wahab, awalnya dunia penuh dengan peperangan, mulai perang dunia pertama, kedua, atau bahkan sebelumnya. Mbah Wahab karena tinggal di luar negeri maka sangat menyadari hal itu.


Lalu, dengan semangat besar Mbah Wahab mendirikan organisasi bernama Tashwirul Afkar, kemudian Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Tujjar, sampai akhirnya membentuk Komite Hijaz dan Nahdlatul Ulama.


“Itu semua karena Mbah Wahab ingin membuat sebuah organisasi yang membawa misi peradaban, di mana dunia saat itu sedang kacau,” imbuhnya.


Tatanan dunia baru
Kiai Zulfa menambahkan, cita-cita besar KH A Wahab Hasbullah yaitu ingin dunia ini hidup dalam tata kehidupan baru, harmonis, penuh penghargaan, penghormatan terhadap sesama manusia dalam kesetaraan. Sehingga pemikiran Mbah Wahab ini sangat luar biasa. Berpikir melampaui zamannya.


Saat itu, ada beberapa perubahan besar di dunia, pertama tata politik. Termasuk identitas politik. Dulu tidak ada nama negara-bangsa. Tidak bisa kita klaim ini negara Islam dan ini negara kafir. Kemudian muncul negara-bangsa. Apalagi setelah runtuhnya Turki Utsmani.


Kedua, perubahan norma. Dulu perbudakan dianggap biasa. Kemudian dianggap aneh dan dilarang. Ketiga, ada perubahan demografi. Kependudukan dalam satu negara tidak bisa seperti zaman dahulu, jikalau Islam maka Islam semua.


Membayangkan Eropa dan Amerika 100 atau 200 tahun lalu mencari orang Islam di sana susah. Sekarang, di Eropa ada sekitar 5-6 persen Islam dari total penduduk Eropa. Bahkan, nanti diprediksi di Eropa 100 tahun lagi, Islam akan menjadi mayoritas. Di Eropa, yang non Islam banyak yang tidak mau nikah.


“Mbah Wahab sudah membaca perubahan ini, orang dunia tidak sampai kepikiran ke sana, tapi Mbah Wahab sudah sampai ke sana. Maka tidak berlebihan jika Mbah Wahab disebutkan wali peradaban atau mujadid peradaban,” tegas Kiai Zulfa.


Dikatakan, pengurus NU ke depan memiliki misi melanjutkan perjuangan KH Wahab Hasbullah dalam menciptakan peradaban.


Saat ini, menurut Kiai Zulfa peran NU mulai terasa di kancah internasional lagi. NU dilibatkan dalam diskusi tentang peradaban yang dunia terus berubah. NU diundang dalam banyak forum dunia untuk bicara tatanan dunia baru.


“NU bukan hanya untuk warga NU, bukan untuk umat Islam saja, tapi untuk dunia. Lambangnya saja sudah memperlihatkan itu,” tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Musthofa Asrori