Majalah Oetoesan Nahdlatoel Oelama diterbitkan Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (PBNU), terbit sebulan sekali. Pada nomor pertama di tahun pertama terbit, majalah ini tidak menjancantumkan tahun dan bulan terbit.
<>
Pada tahun pertama, majalah ini terbit duabelas nomor. Di terbitan nomor pertama tahun kedua, majalah ini baru mencantumkan bulan dan tahun terbit, yakni bulan Rajab 1348. Dari keterangan ini, dapat diketahui terbitan pertama majalah ini dimulai pada bulan Rajab tahun 1347, bertepatan dengan bulan Januari 1928. Majalah ini beralamatkan jalan Bubutan Gang 1 Surabaya, Jawa Timur.
Sebagaimana tertulis pada pengantar No 1 Tahun I, terbitan Oetoesan Nahdlatoel Oelama adalah usulan bahwa NU seyogyanya tidak hanya menerbitkan majalah Swara Nahdlatoel Oelama yang berhuruf Pego dan berbahasa Jawa, namun menerbitkan majalah berbahasa Melayu dan berhuruf latin. Dalam pengantar juga disebutkan bahwa majalah ini agar dibaca oleh kalangan Islam di luar masyarakat pesantren, bahkan kalangan di luar.
Oetoesan Nahdlatoel Oelama yang disingkat ONO, tidak pernah mencantumkan susunan redaksi, sehingga tidak diketahui siapa pengurusnya. Kondisi seperti ini terjadi hingga tahun kedua. Namun, di dalam tulisan-tulisan sesekali muncul nama penulisnya, ada H Abdul Wahab, Nasihin Gresik, Sjamsu-Houda Djember, Mhd. Chatib K.Z.G dari Sabang, Matarie Surabaya, Boehanit Joedoleksono, dan Sumenep, Ningprang Vice President Nahdlatoel Oelama Sampang, dan lain-lain.
Edisi pertama majalah ini bersampul lambang NU, namun tulisan Nahlatul Ulama tidak menggunakan huruf Arab seperti yang kita lihat sekarang ini, melainkan huruf latin. Selain bergambar logo, sampul menyantumkan harga majalah dan terjemahan Surat Iqro ayat 1-5 yang bersumber dari tafsir Jalalain.
Majalah ini berisi artikel-artikel yang mengulas bab-bab agama, mulai dari fiqih hingga tauhid, akhlak hingga keputasan, pengumuman atau seruan yang bersifat keorganisasian. Rubrik tanya jawab dan surat pembaca secara istikomah muncul dalam tiap edisi.
Di edisi pertama muncul tulisan tentang Iman dan Islam, pengertian fiqih dan kaidah fiqih, serta memuat surat No. 2082 stertanggal 24 Dzulhijjah 1346 H yang dikirim kepada raja Hijaz, Najd, dan sekitarnya.
Sampul seperti ini juga dipakai pada edisi-edisi berikutnya, dengan perubahan kalimat kutipan. Majalah ONO menggunakan model halaman bersambung, edisi pertama hingga halaman 17, edisi berikutnya dimulai halaman ke-18. Jumlah halaman keseluruhan di tahun pertama hingga 202. Tidak ada keterangan hingga kapan majalah ini bertahan terbit.
Koleksi yang dimiliki NU Online dan Perpustakaan Nasional, mengahabarkan bahwa majalah ini masih terbit hingga tahun 1349, tepatnya No. 8 Tahun II. Ada kemungkinan majalah ini masih terbit setelah edisi itu. Sebab, di beberapa artikel yang ditulis H Abdul Wahab tertera kalimat “masih bersamboeng”. (Hamzah Sahal)