Jakarta, NU Online
Pejabat Rais Aam PBNU KH A. Mustofa Bisri mengatakan, dua kelompok sangat menentukan sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu ulama dan ibu-ibu, khususnya ibu-ibu Muslimat NU. Seandainya ada ulama saja, tanpa ibu-ibu, pasti akan lebih buruk dari keadaan sekarang.
<>
Menurut kiai yang akrab disapa Gus Mus ini, ulama punya ilmu dan kearifan, sedangkan ibu-ibu punya kasih sayang.
“Elusan tangan ibu tidak akan bisa dilawan dengan seribu tangan baby sitter,” katanya pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU di Aula Serba Guna 1, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Ahad (1/6).
Menuurut Gus Mus, ibu-ibu bersama ulama harus bertanggung jawab dalam keadaan sekarang ini. “Ada mubaligh berkelahi dengan tukang speaker, ada pelecehan seksual, ibu-ibu harus bertanggung jawab dengan keadaan itu,” katanya.
Gus Mus pada kesempatan itu memosisikan diri yang sowan kepada ribuan ibu-ibu Muslimat NU se-Indonesia, bukan sebaliknya. Menurut dia, ini adalah perjumpaan yang barokah dan manfaat.
Saya sering berpidato di hadapan presiden, menteri, petinggi Uni Eropa, di hadapan ulama. Tapi di hadapan ibu-ibu ada sesuatu yang lain. “Saya merasa kecil sekali. Jadi saya tidak usah taushiyah. Saya lupa sebagai Pejabat Rais Aam,” katanya.
Kiai asal Rembang, Jawa Tengah ini mengatakan bangga sekali jika ibu-ibu Muslimat NU tidak hanya perhatian kepada keluarga sendiri, ibu-ibu Muslimat NU saja, tapi kepada Indonesia. (Abdullah Alawi)