Bangka Tengah, NU Online

Tim observasi gerhana matahari total (GMT) Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur datang ke sejumlah daerah lintasan GMT seperti Palu, Balikpapan, Ternate, dan Bangka Tengah. Pengamatan GMT dimaksudkan untuk menguji akurasi hasil hitungan yang sudah dihimpun.

Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jatim Shofiyulloh mengaku, sebelum tim observasi disebar, pihaknya telah mengumpulkan data hisab yang dilakukan Lembaga Falakiyan NU dari berbagai cabang. Rencananya, Sabtu (12/3) mendatang, mereka akan menggelar sarasehan dalam rangka mengevaluasi data dan menyelaraskan temuan di lapangan.

"Kami ingin hasil pertemuan nanti jadi pedoman," katanya di sela memimpin observasi proses GMT di Pantai Terentang, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Rabu (9/3). 

Menurutnya, karakter alam yang terus berubah mengharuskan para ahli falak untuk terus memverifikasi kebenaran hitungannya dengan observasi empiris. Uji akurasi tersebut, jelas Shofiyulloh, bermanfaat pula untuk kepentingan hisab-rukyat awal bulan hijriah karena data gerhana kali ini bisa menjadi rujukan untuk mengetahui kondisi hilal.

"Andai nanti ada yang sependapat dengan hisab sebagai penentu awal bulan, perbedaan dapat terminimalisasi," ujar Shofiyulloh yang berpendapat fenomena gerhana kali ini membuktikan bahwa hisab tahqiqi lebih teruji validitasnya ketimbang hisab taqribi yang digunakan sebagian kalangan.

Ia berharap, hasil uji akurasi juga mengarah pada pengerucutan referensi kitab tertentu setelah diketahui mana hasil penghitungan dari kitab-kitab tersebut yang paling akurat.

Selain GMT, Lembaga Falakiyah PWNU Jatim juga mengamati gerhana matahari sebagian yang dilakukan hampir seluruh cabang NU di Jatim. Shofiyulloh datang ke Bangka Belitung sejak kemarin sore bersama Lembaga Falakiyah dari PCNU Malang dan PCNU Ponorogo, untuk bergabung dengan tim observasi Lembaga Falakiyah PBNU yang dipimpin wakil ketuanya, Hendro Setyanto. (Mahbib)